TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada La Lina, Banten Rawan Banjir Dan Longsor 

Potensi curah hujan tinggi dan lebat

IDN Times/khaerul anwar

Serang, IDN Times - Fenomena La Nina mendorong peningkatan intensitas curah hujan di penghujung tahun 2020. La Nina disebabkan penurunan suhu permukaan air laut di Pasifik Tengah. Kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali, sudah melewati angka -0.5 derajat celsius hingga memengaruhi pola curah hujan Provinsi Banten.

Beberapa daerah di Banten yang rawan terhadap bencana banjir maupun longsor, membuat warga harus makin waspada.

1. Pemerintah daerah harus mengantisipasi potensi banjir dan longsor

Banjir Lebak (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Pemerintah daerah baik provinsi atau pun kabupaten dan kota, harus menyiapkan diri sekaligus mengantisipasi dampak fenomena La Nina. Curah hujan yang sangat tinggi bisa menyebabkan bencana longsor dan banjir.

Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Tarjono mengatakan, La Nina bisa meningkatkan akumulasi curah hujan dari normalnya setiap bulan hingga mencapai 40 persen.

“Namun dampak La Nina ini tidaklah sama di tiap daerah di Indonesia, khususnya di kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Hal ini disebabkan karakteristik wilayah yang berbeda,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (18/10/2020).

Baca Juga: Ada Potensi Bencana, Alat Peringatan Tsunami di Banten Tak Berfungsi 

2. Dataran tinggi berpotensi longsor dan dataran rendah berpotensi banjir

Penambangan liar diduga menjadi salah satu penyebab banjir dan longsor di Kabupaten Lebak. IDN Times/khaerul anwar

Tarjono mengatakan, dampak La Nina di masing-masing daerah punya potensi. Misalnya, daerah dengan dataran tinggi berpotensi terjadi longsor. Sedangkan daerah di dataran rendah bisa terjadi banjir.

“Tetapi walaupun demikian kita berdoa semoga wilayah Banten tetap aman,” ujarnya.

Baca Juga: 2.256 Bencana Alam Landa Indonesia, 307 Orang Meninggal

Berita Terkini Lainnya