TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa di Tangsel: Mending Ngetweet Ketimbang Demo

Persoalan mesti viral kalau mau pemerintah kerja

IDN Times/Muhamad Iqbal

Tangerang Selatan, IDN Times - Gerakan mahasiswa berperan besar menumbangkan rezim otoriter Soeharto pada tahun 1998. Dua puluh lima tahun sudah reformasi berjalan.

Tak lagi mesti turun ke jalan, berteriak di depan gedung pemerintahan, gerakan-gerakan mahasiswa pun memiliki cara sendiri untuk menyuarakan suara-suara rakyat. 

Seperti melantangkan argumen melalui cuitan Twitter atau hanya sekadar memajang foto dengan kepsyen satir khas milenial era kini.

Baca Juga: Otopet Kian Digandrungi Anak Muda di Kota Tangerang

1. Mahasiswa lebih memilih media sosial untuk mengkritisi pemerintah

Ilustrasi medsos (Unsplash.com/Plann)

Seperti yang dilakukan Roy, 27 tahun. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang (Unpam) ini mengaku lebih memilih mengkritisi pemerintah melalui media sosial.

"Gue sibuk kerja. Mending foto dan videoin kalo ada aneh-aneh sekarang, udah paling bener harus viral dulu baru bisa ada perbaikan," kata Roy, kepada IDN Times, Jumat (19/5/2023).

2. Roy: pemerintah gak mendengar tuntutan mahasiswa yang berdemo

Ilustrasi mahasiswa. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Roy mengaku, kerap ikut berdemo pada tahun 2019--setiap kali ada gerakan aksi massa. Namun dia menilai, aksi-aksi tersebut tak memiliki efek berarti untuk perubahan.

"Ketika demo KUHP dan revisi UU KPK sampai ada korban jiwa, apakah pemerintah mendengar kan engga," kata dia.

Baca Juga: Pancong Riverside, Kue Modern Kreasi Milenial Tangerang

Berita Terkini Lainnya