Setahun Sekolah Online, Indikator Kesopanan Murid Berubah
Guru dan wali murid sudah adaptif, sinyal masalah klasik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Tangerang, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang sudah lebih setahun berlalu mengubah kebiasaan manusia dalam kegiatan di berbagai sektor. Termasuk anak-anak yang akhirnya harus merasakan sekolah di rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Salah satu yang menerapkan aturan ini adalah wilayah DKI Jakarta sejak Maret lalu hingga sekarang. Begitu juga wilayah Tangerang, Banten yang memberlakukan kebijakan tersebut di waktu bersamaan.
Kebijakan ini membuat belajar yang sebelumnya bertahap muka harus dilakukan melalui sarana daring atau online melalui berupa aplikasi. Mendikbud, Nadiem Makarim dalam surat edaran No 4 tahun 2020 menyebutkan, belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna untuk siswa.
Lalu sudah setahun lebih para siswa dan guru melakukan PJJ menggunakan sarana internet apa saja dampak dan kebiasaan yang berubah?
Baca Juga: Simalakama Orangtua di Banten Jika Sekolah Tatap Muka Dimulai
1. Kesulitan PJJ kini cuma soal jaringan internet
Widiastuti (39), seorang guru di SMA Negeri 2 Kota Tangerang mengaku mulai terbiasa dengan PJJ via internet. Kini kesulitan yang menjadi hal terhindarkan adalah jaringan internet, khususnya bagi muridnya yang berada di wilayah sudut-sudut Kabupaten Tangerang.
"Kalau kesulitan engga, kesulitan bukan buat gurunya, tapi dari muridnya yang rumahnya jauh dan susah sinyal," kata Widi kepada IDN Times, Rabu (17/3/2021).
Soal teknis mengajar, bagi Widi guru semakin susah mengontrol muridnya, karena tidak tatap muka secara langsung. Tidak bisa melihat gerak gerik muridnya dari ujung kaki hingga rambut.
"Sampe sekarang ada yang tidak pernah tatap muka dari awal sampe ada yang gak ujian sama sekali banyak dan mikir pasti naik kelas," ungkapnya.
Baca Juga: Putus Sekolah dan Buta Aksara Bayangi Pembelajaran Daring di Lebak