Andra: Tradisi Ruwat Laut di Carita Bisa Menarik Bagi Turis Mancanegara

- Tradisi ruwat laut di Carita menarik minat turis mancanegara
- Keselamatan menjadi kunci peningkatan daya tarik tradisi ini
- Perlunya standardisasi armada dan peran aktif semua pihak terkait
Pandeglang, IDN Times - Banten kaya akan tradisi yang sarat dengan kearifan lokal yang berpotensi menarik bagi wisatawan asing. Salah satunya, ruwat laut di Carita, Kabupaten Pandeglang.
Gubernur Banten, Andra Soni menegaskan, wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri memiliki hasrat untuk ikut serta dan mempublikasikan kemeriahan kegiatan ruwat laut tersebut. "Sehingga perlu adanya beberapa perbaikan ke depannya," kata Andra Soni, seperti dikutip dari ANTARA, Senin (14/7/2025).
Salah satu yang harus menjadi perhatian, menurut dia, adalah terkait faktor keselamatan. Faktor ini harus menjadi prioritas perbaikan agar tradisi ini bisa menarik wisatawan mancanegara, ke depannya.
2. Faktor keselamatan adalah kunci untuk meningkatkan daya tarik

Andra menegaskan, jaminan keselamatan adalah kunci untuk meningkatkan daya tarik tradisi ini di mata wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang ingin merasakan langsung pengalaman unik tersebut.
"Saya berpesan kepada penyelenggara agar ke depan lebih memperhatikan faktor keselamatan supaya nanti bisa menarik wisatawan pada kegiatan tradisi ini," tegasnya.
2. Standardisasi armada juga harus jadi prioritas

Selain itu, Andra menggarisbawahi perlunya standardisasi kelayakan armada yang digunakan dalam festival ruat laut. Tak sampai di situ, dia meminta semua pihak yang terkait pun harus berperan aktif dalam menjaga ketertiban selama acara berlangsung, termasuk masyarakat luas.
"Faktor keselamatan ini perlu diperhatikan lagi, jadi semua yang ikut ke dalam kapal itu betul-betul perahu yang layak membawa penumpang dan membawa wisatawan," katanya.
3. Berlangsung setiap tahun, begini prosesi tradisi ruat laut di Carita

Di sisi lain, Andra menyampaikan rasa kagum terhadap kemeriahan tradisi ruat laut, termasuk partisipasi masyarakat yang memadati ratusan perahu yang berlayar bersama. "Ada 100 perahu lebih mulai dari perahu besar dan kecil yang isinya penuh sehingga ini sangat menarik dan menyenangkan," ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Nelayan Carita, Sukani (53), menjelaskan bahwa tradisi itu merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang dilimpahkan dari laut. Nelayan melaksanakan ruwat laut setiap tahun.
Prosesi utama melibatkan larung atau menenggelamkan sesaji ke laut, yang terdiri dari kepala dan kaki kerbau serta aneka peralatan dapur dan telur. Sukani merinci, kerbau yang dipilih untuk ritual bukanlah kerbau sembarangan.
"Kerbau pilihan, tidak boleh ada cacat. Harus sehat dan bersih, dagingnya diambil untuk dibagikan ke nelayan. Sementara kepala, kaki dan tulangnya dilempar ke laut," katanya.