Antisipasi Banjir Besar di Banten, BBWSC3 Kurangi Volume Bendungan

- BBWSC3 menurunkan volume bendungan untuk mengantisipasi banjir besar di Banten
- Upaya dilakukan sebagai pembelajaran dari banjir besar 2022 dan memperbaiki infrastruktur sungai yang rusak
- Memasang alat peringatan dini di sungai besar dan bendungan serta menjalin koordinasi dengan instansi terkait
Serang, IDN Times – Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di musim penghujan akhir tahun 2025, Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk meminimalisasi risiko banjir di Provinsi Banten.
Kepala BBWSC3 Dedi Yudha Lesama mengatakan, pihaknya telah menurunkan volume tampungan air di beberapa bendungan besar, seperti Bendungan Sindangheula di Serang dan Bendungan Karian di Lebak. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan debit air saat curah hujan tinggi melanda wilayah Banten.
1. Upaya ini dilakukan agar banjir besar pada 2022 tak terulang

Menurut Dedi, upaya ini juga menjadi bagian dari pembelajaran atas banjir besar yang melanda Kota Serang pada 2022. Dengan pengelolaan tampungan yang lebih terkendali, diharapkan kejadian serupa tidak terulang.
“Kami tidak mengosongkan bendungan, hanya menurunkan muka air agar bisa menampung tambahan debit saat hujan deras. Ini penting untuk mencegah limpahan air ke wilayah hilir,” kata Dedi, Jumat (7/11/2025).
2. BBWSC3 juga memperbaiki infrastruktur sungai yang rusak dan kritis
Selain pengaturan debit air, BBWSC3 juga memperbaiki infrastruktur sungai yang rusak atau kritis. Melalui kegiatan susur sungai, pihaknya mengidentifikasi sejumlah titik rawan yang berpotensi menyebabkan luapan air ke permukiman warga.
Berbagai alat berat seperti eksavator, long arm, amphibious, dump truck, dan mobile pump dikerahkan untuk memperbaiki tanggul serta mengatasi sedimentasi dan penyempitan aliran sungai akibat sampah rumah tangga.
“Kami fokus memperkuat tanggul-tanggul sungai yang kritis dan memperlancar aliran air. Sejumlah lokasi yang mengalami penyempitan sudah kami tangani,” kata Dedi.
3. BBWSC3 juga memasang alat peringatan dini, di setiap sungai besar dan bendungan

BBWSC3 juga telah memperkuat sistem early warning system (peringatan dini) di beberapa wilayah sungai besar, seperti Sungai Cibanten dan Sungai Ciujung, yang selama ini kerap menjadi sumber banjir di wilayah Serang dan sekitarnya.
“Kami memantau curah hujan melalui pos pengamatan yang terhubung langsung ke Command Center. Jika data menunjukkan curah hujan tinggi dan potensi banjir, sistem akan mengeluarkan peringatan otomatis melalui sirine agar warga segera evakuasi,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan mitigasi, Dedi menegaskan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan BPBD, BMKG, dan Dinas Pekerjaan Umum di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Koordinasi sudah dilakukan, termasuk apel siaga banjir yang digelar serentak secara nasional di bawah arahan Menteri PUPR,” katanya.


















