Bawaslu Tangsel: Sejumlah Lokasi TPS Pilkada Belum Ramah Disabilitas

- Bawaslu Tangsel menilai masih banyak TPS Pilkada yang belum ramah bagi warga disabilitas.
- Partisipasi pemilih pada simulasi Pilkada di bawah 50 persen, menurut hasil simulasi KPU Tangsel.
- KPU Tangsel memilih perumahan elite untuk simulasi Pilkada guna mengetahui tingkat partisipasinya, dan berharap partisipasi pemilih dapat ditingkatkan melalui sosialisasi.
Tangerang Selatan, IDN Times - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menilai, sejumlah lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk pilkada di Tangsel, belum ramah warga disabilitas.
"TPS ramah bagi pemilih disabilitas juga harus menjadi perhatian. Jangan sampai, hal-hal krusial seperti itu tidak dipikirkan mulai dari akses menuju titik TPS sehingga kurang optimal," kata Komisioner Bawaslu Tangsel, Antonius Didik Trihatmoko, Selasa (5/11/2024).
Meski demikian, Bawaslu tidak mengungkap berapa jumlah TPS yang dinilai tak ramah bagi kelompok disabilitas. Meski demikian, Didik menegaskan, hal itu adalah fasilitas penunjang yang jangan sampai pada hari pelaksanaan pencoblosan terdapat hambatan.
1. Partisipasi pemilih di simulasi pencoblosan juga rendah

Selain itu, lanjut Didik, berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh Komusi Pemilihan Umum (KPU) setempat, partisipasi pemilih masih rendah. Simulasi itu dilaksanakan pada 4 November 2024 di sebuah perumahan di Pondok Aren.
"Hasil simulasi pilkada tingkat partisipasi di bawah 50 persen. Karena, dari 418 undangan mengikuti simulasi, hanya 148 yang hadir mencoblos ke TPS," kata dia.
2. KPU: partisipasi rendah karena simulasi dilakukan di perumahan elite

Sementara itu, Komisioner KPU Tangsel, Ajat Sudrajat menuturkan, dalam menentukan TPS terdapat beberapa kategori, seperti di permukiman padat penduduk dan perumahan.
Perumahan elite dipilih dalam simulasi pilkada ini lantaran ingin mengetahui seberapa banyak partisipasinya. Ajat mengakui, partisipasi pemilih pada simulasi itu, di bawah 50 persen. Dia pun berharap, keikutsertaan pemilih bisa ditingkatkan setelah simulasi tersebut, dengan cara sosialisasi.
“Mungkin nanti setelah terbentuknya KPPS ya, ini kan bisa juga nanti setelah dilantik, KPPS akan mengumumkan pelaksanaan pemungutan suara. Mudah-mudahan di masa pengumuman pemungutan suara bisa lebih masif lagi informasi nya,” sambungnya.