BRIN Tegaskan Tak Tutup Akses Jalan Serpong, Alihkan Demi Keamanan

- Jalan lingkar luar jadi jalur alternatif untuk keamanan fasilitas vital negara.
- BRIN akui koordinasi masih berjalan dengan pemerintah daerah dan kepolisian.
- Ada rencana bangun reaktor nuklir baru dan fasilitas siklotron di Serpong mulai tahun 2026.
Tangerang Selatan, IDN Times – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan tidak menutup akses jalan di kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, Serpong, melainkan hanya mengalihkan jalur menuju jalan baru yang telah dibangun.
Kebijakan pengalihan itu, kata BRIN, dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di kawasan yang kini berstatus Obyek Vital Nasional (Obvitnas), karena di dalamnya terdapat sejumlah fasilitas sensitif seperti reaktor nuklir, laboratorium riset, dan area pengembangan roket serta propelan.
“Pengalihan ini sangat penting untuk memastikan integrasi kawasan dan mencegah risiko akses ilegal yang dapat membahayakan fasilitas vital negara,” kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, Rabu (15/10/2025).
1. Jalan lingkar luar jadi jalur alternatif

Handoko menjelaskan, pengalihan jalan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional, serta Keputusan Kepala BRIN Nomor 191/I/HK/2024 yang menetapkan KST BJ Habibie sebagai kawasan obvitnas.
Sebagai gantinya, BRIN telah menyiapkan jalan lingkar luar yang dinilai sudah memenuhi standar jalan provinsi dan dapat diakses masyarakat umum.
“Kami sudah siapkan jalur alternatif yang memadai dan memenuhi standar keselamatan. Tujuannya bukan menutup akses masyarakat, tapi melindungi fasilitas vital negara,” jelasnya.
2. BRIN mengakui bahwa koordinasi masih berjalan

Hingga saat ini, BRIN belum menerapkan secara penuh pengalihan akses jalan tersebut. Menurut Handoko, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan kepolisian, termasuk Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat, untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.
“Bersama seluruh pihak, kami akan mengatur tata lalu lintas agar tidak merugikan warga, khususnya di kawasan Muncul dan Serpong,” tambahnya.
BRIN juga memastikan bahwa proses sosialisasi kepada warga akan dilakukan bertahap, mulai dari tingkat kota hingga kelurahan, agar masyarakat memahami tujuan dan manfaat dari kebijakan ini.
3. Ada rencana BRIN membangun reaktor baru

Lebih jauh, Handoko mengungkapkan bahwa pengalihan jalan juga menjadi bagian dari rencana pengembangan fasilitas nuklir baru di Serpong. Mulai tahun 2026, BRIN berencana membangun reaktor nuklir baru dan fasilitas siklotron untuk mendukung penelitian energi dan kesehatan.
“Langkah ini perlu diantisipasi sejak dini karena aktivitas riset di kawasan ini akan meningkat, sehingga aspek keselamatan dan pengamanan harus diperkuat,” ujarnya.
BRIN menegaskan telah berkoordinasi dengan Pemkot Tangerang Selatan dan Pemkab Bogor terkait pemeliharaan jalan baru, pemasangan marka, rambu lalu lintas, dan penerangan jalan umum (PJU).
“Kami memahami kekhawatiran warga, terutama pelaku usaha kecil di sekitar kawasan. Karena itu, BRIN membuka peluang kemitraan agar dampak ekonomi bisa diminimalkan,” kata Handoko.
Dengan langkah ini, BRIN berharap Kawasan Sains dan Teknologi BJ Habibie dapat beroperasi secara aman, tertata, dan mendukung riset nasional menuju Indonesia berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.