Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Festival Seni Multatuli 2025 Dibuka dengan Tradisi Ngarengkong

Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan
Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan (IDN Times/Muhamad Iqbal)
Intinya sih...
  • Dibuka dengan tradisi Ngarengkong, simbol syukur petani
  • Mengusung tema “Orang-Orang Baru dari Banten”
  • Magnet wisata budaya di Banten
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lebak, IDN Times – Festival Seni Multatuli (FSM) 2025 resmi dibuka di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Jumat (19/9/2025). Tahun ini, acara pembukaan menghadirkan prosesi adat Ngarengkong yang bikin suasana semakin meriah sekaligus sakral.

Buat kamu yang belum tahu, FSM bukan sekadar festival seni biasa. Ajang ini jadi ruang ekspresi budaya, literasi, sekaligus refleksi sejarah tentang perlawanan Multatuli terhadap praktik kolonial di Lebak.

1. Festival Seni Multatuli 2025 dibuka dengan tradisi Ngarengkong, simbol syukur petani

Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan
Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Ngarengkong adalah tradisi masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul, di mana ada orang yang memanggul padi dari sawah menuju lumbung. Padi dianggap titisan Nyi Pohaci Sanghyang Sri atau Dewi Padi, jadi prosesi ini dilakukan penuh suka cita sambil menggoyangkan ikatan padi yang mengeluarkan bunyi khas.

“Prosesi Ngarengkong Kolosal ini melibatkan 300 orang masyarakat adat. Bukan sekadar pertunjukan, tapi ungkapan syukur dan pelajaran hidup,” kata Direktur FSM, Nidu Paras Erlang.

2. Festival Seni Multatuli 2025 mengusung tema “Orang-Orang Baru dari Banten”

Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan
Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan (IDN Times/Muhamad Iqbal)

FSM 2025 hadir dengan tema Orang-Orang Baru dari Banten. Tema ini ingin mengajak generasi muda memahami sejarah, tapi juga menciptakan karya baru yang merepresentasikan wajah Banten kekinian. Festival ini berlangsung selama tiga hari, 19–21 September 2025.

Hari pertama: Ngarengkong, Calung Renteng, Rajah Bubuka, Kacapi Suling, pembacaan puisi Butet Kartaredjasa, hingga pertunjukan seni tradisi Koromong Baduy.

Hari kedua: Simposium sastra, musik kolaborasi Once Mekel bareng paduan suara pelajar.

Hari ketiga: Wisata jejak Multatuli, workshop daur ulang kertas, diskusi budaya, pementasan teater, sampai film dokumenter.

FSM bukan cuma hiburan, tapi juga ruang edukasi. Mulai dari simposium, diskusi budaya, sampai workshop kreatif, semua acara dirancang supaya pengunjung bisa belajar sambil menikmati suasana festival.

3. Event itu menjadi magnet wisata budaya di Banten

Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan
Tradisi Ngarengkong dari Banten selatan (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Dengan acara padat dan lintas bidang, FSM 2025 diharapkan jadi magnet wisata budaya. Festival ini juga membuka ruang bagi UMKM lokal untuk memamerkan produknya, sehingga memberi dampak ekonomi buat masyarakat sekitar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us

Latest News Banten

See More

Bocah di Bawah Umur Tabrak 3 Pemotor di BSD, Satu Tewas

19 Sep 2025, 18:54 WIBNews