Harga Cabai di Banten Rp100 Ribu, Andra: Saya Akan Keliling Pasar

- Harga cabai rawit melambung hingga Rp100 ribu per kg di Provinsi Banten pada awal Ramadan 1446 Hijriah
- Gubernur Banten Andra Soni akan melakukan inspeksi mendadak ke pasar-pasar dan menggelar operasi pasar untuk menekan harga bahan pokok
- Direktur Kriminal Khusus Polda Banten dan Satgas Pangan Provinsi Banten akan melakukan intervensi pasar terutama terhadap komoditas cabai yang gagal panen akibat curah hujan tinggi
Serang, IDN Times - Pada awal bulan Ramadan 1446 Hijriah, harga cabai rawit terpantau melambung hingga Rp100 ribu per kilogram (kg). Hal itu berdasarkan hasil pengecekan harga bahan sembako oleh Satgas Pangan Banten di 6 pasar induk di Provinsi Banten.
Selain cabai, harga minyak goreng dan telor ayam masih relatif tinggi di tanah Jawara. Menanggapi kenaikan harga tersebut, Gubernur Banten Andra Soni mengaku akan melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar untuk mengecek ke pasar secara langsung.
"Saya akan keliling pasar, dan saya akan berkoordinasi dengan semua pihak salah satunya dengan dinas," kata Andra saat kunjungan di Mapolda Banten, Senin (3/3/2025).
1. Pemprov Banten akan menggelar operasi pasar

Secepatnya, kata Andra, ia akan segera mengambil kebijakan untuk menekan harga bahan pokok di masyarakat salah satunya dalam jangka pendek dengan menggelar operasi pasar.
"Arahan Pak Presiden (Prabowo Subianto) jelas juga jangan sampai ada lonjakan harga di masyarakat," katanya.
2. Satgas Pangan akan mengintervensi hingga mencari pemasok komoditas lain

Di tempat yang sama, Direktur Kriminal Khusus Polda Banten, Kombes Pol Yudhis Wibisana mengatakan, pihaknya bersama Satgas Pangan Provinsi Banten akan melakukan intervensi pasar, terutama terhadap komoditas cabai. Sebab, dengan situasi curah hujan yang tinggi banyak petani cabai yang gagal panen.
"Jadi harus ada suplai dari tempat-tempat yang lain sehingga dapat menekan harga itu saja," katanya.
3. Kenaikan harga bukan karena ada penimbunan

Menurut Yudhis, hingga saat ini pihaknya belum menemukan indikasi tindak pidana penimbunan dari spekulan-spekulan sehingga menimbulkan pasokan berkurang di tengah permintaan dari masyarakat tengah tinggi.
"Untuk sementara daging sudah bisa kami tekan, sudah tidak terlalu tinggi, minyak goreng masih tinggi, tapi sudah bisa ditekan karena memang dari beberapa pabrikan menyatakan harga CPO-nya sudah tinggi sehingga harga jualnya juga tidak bisa terlalu menyesuaikan," katanya.