Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hati-hati Meni-Pedi Bagi Penyandang Diabetes, Bisa Berujung Fatal!

illustrasi menikur dan pedikur (pixels.com/Ivan Samkov)
illustrasi menikur dan pedikur (pixels.com/Ivan Samkov)
Intinya sih...
  • Penyandang diabetes tak boleh memotong kuku hingga habis, harus dilakukan oleh orang yang terbiasa merawat penyandang diabetes.
  • Tak hanya luka terbuka, penyandang diabetes juga harus mewaspadai memar dan kemerahan, serta melakukan pemeriksaan kaki sendiri secara rutin.
  • Kapalan juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan tekanan pada jaringan di dalam organ yang pada awalnya tidak dirasakan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Melakukan perawatan kuku kaki dan tangan seperti menicure-pedicure di salon kecantikan memang bisa membuat kebersihan dan estetika kuku meningkat. Namun, tahukah kamu bahwa melakukan perawatan kuku tersebut ternyata berisiko bagi penyandang diabetes?

Jimmy Tandradynata, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, mengungkapkan perawatan kuku dan salon kecantikan biasanya menggunakan alat-alat yang tajam sehingga berisiko melukai jari kaki, meskipun tak dirasakan.

"Karena bagi penyandang diabetes, luka sekecil apapun berbahaya karena bisa berujung fatal," kata Jimmy, Minggu (9/11/2025).

1. Penyandang diabetes tak boleh memotong kuku hingga habis

Jimmy Tandradynata, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD
Jimmy Tandradynata, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Jimmy menuturkan, perawatan kuku kaki dan tangan tetep diperlukan oleh penyandang diabetes, namun harus dilakukan oleh orang yang terbiasa merawat penyandang diabetes, sehingga telah mengetahui batas-batas kuku agar tidak timbul luka. "Misalnya terapis atau perawat di rumah sakit, biasanya sudah terbiasa dengan penanganan khusus," tuturnya.

Selain itu, Jimmy menegaskan, bagi penyandang diabetes, memotong kuku tangan maupun kaki tak boleh sampai habis, melainkan bentuknya lurus. Sehingga, tidak beresiko kuku saat tumbuh bisa menusuk kulit maupun daging jari hingga bisa menimbulkan luka bahkan hingga infeksi.

"Misalnya yang biasa disebut cantengan, itu sangat berbahaya bagi penyandang diabetes, dari cantengan di ujung kuku bisa merembet hingga ke seluruh telapak kaki jika tidak ditangani dengan benar," jelasnya.

2. Tak hanya luka terbuka, penyandang diabetes juga harus mewaspadai memar

ilustrasi Memar (pexels.com/polina)
ilustrasi Memar (pexels.com/polina)

Jimmy menuturkan, tidak hanya luka terbuka yang perlu diwaspadai penyandang diabetes, melainkan juga memar dan kemerahan, misalnya akibat terbentur. Hal tersebut bisa memburuk jika tidak ditangani dengan benar.

"Makanya untuk penderita diabetes itu, luka sekecil apapun berbahaya sampai bisa dibuktikan itu tidak berbahaya, jadi kewaspadaan sangat penting," jelasnya.

Makanya, penyandang diabetes harus sesering mungkin melakukan SAKARI atau periksa kaki sendiri. Hal tersebut untuk mengetahui apakah ada memar kebiruan atau kemerahan, maupun luka terbuka yang tidak terasa.

"Jika menemukan, maka wajib langsung ke dokter secepat mungkin untuk diperiksa dan ditangani dengan tepat agar tidak menjadi fatal," tuturnya.

3. Kapalan juga salah satu yang perlu diwaspadai

Jimmy Tandradynata, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD
Jimmy Tandradynata, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Selain itu, penebalan kulit atau kapalan juga wajib diwaspadai. Pasalnya, kapalan merupakan salah satu dampak yang timbul akibat gesekan berulang. Masalahnya, kapalan bisa menyebabkan tekanan pada jaringan di dalam organ yang pada awalnya tidak bisa dirasakan. Maka itu, Jimmy menuturkan, kapalan harus ditangani dengan cara dikikis agar tidak ada lagi tekanan.

"Penyandang diabetes biasanya juga ada penurunan sensitivitas di kaki karena kerusakan saraf sehingga luka-luka tidak terasa sakit makanya perlu diwaspadai luka-luka tersembunyi," jelasnya.

Jimmy mengungkapkan, perburukan luka pada penderita diabetes lantaran adanya penyakit vaskular perifer (kerusakan pembuluh darah), di mana aliran darah ke kaki berkurang, sehingga oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka tidak tercukupi.

"Ini yang sering menyebabkan penderita diabetes yang memiliki luka di kaki, pada akhirnya harus diamputasi karena sudah sangat parah dan penyebaran jaringan mati sudah terlalu cepat," katanya.

Jimmy pun berharap, masyarakat Indonesia bisa lebih waspada dengan penyakit diabetes ini, terutama jika memiliki keluarga yang telah menderita diabetes. Salah satu caranya yakni dengan skrining darah rutin, mulai kandungan gula darah, kolesterol, dan sebagainya.

"4 dari 10 orang diabetes tidak mengetahui dia mengidap diabetes, Indonesia negara ke 5 penyandang diabetes terbanyak di dunia. Ditambah lagi diperkirakan 70 persen ke atas pasien belum terdiagnosis," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Banten

See More

Rekomendasi Ruko Harga Mulai dari Rp6,3 M di Gading Serpong

09 Nov 2025, 19:36 WIBNews