Kembali Dilanda Banjir, Kota Tangerang Perpanjang Status Siaga Bencana

- Pemerintah Kota Tangerang memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 13 April 2025.
- Perpanjangan ini dilakukan karena prakiraan cuaca ekstrem yang tinggi dan potensi hujan lebat di wilayah Jabodetabek.
- Seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk dengan menetapkan posko bencana di tingkat RW.
Kota Tangerang, IDN Times - Usai sejumlah titik di Kota Tangerang kembali mengalami banjir, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali memperpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 13 April 2025 mendatang.
Status ini, sebelumnya diberlakukan pada 11 Desember hingga 11 Februari dan diperpanjangan pada 12 Februari hingga 12 Maret lalu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Ubaidillah Ansar mengatakan, indikator perpanjangan ialah prakiraan cuaca ekstrem yang masih cukup tinggi di wilayah Jabodetabek. Selain itu, informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi curah hujan di Kota Tangerang untuk periode Dasarian I Maret 2025 terdapat potensi hujan lebat.
BMKG pun merekomendasikan informasi tersebut bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak dari kondisi tersebut.
“Penetapan perpanjangan ini telah ditandatangani Wali Kota Tangerang, Sachrudin dan telah disebarluaskan ke seluruh OPD dan elemen masyarakat, untuk ditindaklanjuti tingkat kewaspadaannya. Yaitu terhadap cuaca, iklim atau kebencanaan,” kata Ubaidillah, Selasa (18/3/2025).
1. Seluruh elemen masyarakat harus tingkatkan kesiapsiagaan

Ubaidillah mengatakan, dengan perpanjangan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, seluruh pemangku kepentingan hingga elemen masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
“Masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menetapkan posko bencana di tingkat RW jika sewaktu-waktu bencana datang. Seluruh warga sudah mengetahui lokasi amannya di mana. Begitu juga dengan tas bencana dengan sederet kelengkapannya,” katanya.
2. Masyarakat diminta tambah lubang biopori

Ubaidillah mengatakan, dengan lokasi terdampak banjir yang terus berubah-ubah, masyarakat ditekankan untuk mengaktifkan kerja bakti, memperbanyak lubang biopori, dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Semua pihak harus melakukan langkah antisipasi, maka segala kerugian dapat diminimalkan,” kata dia.