21 Jembatan di Kota Serang Rusak Akibat Banjir, 2 di antaranya Hanyut

Serang, IDN Times - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Serang mencatat sebanyak 21 jembatan di wilayah setempat rusak akibat bencana banjir 1 Maret 2022 lalu.
"Jembatan rusak ada 21 titik di wilayah Kota Serang. Kita masih lakukan data, penanganan sementara yang terpenting tidak membahayakan masyarakat Kota Serang," kata Kepala Dinas PUPR Kota Serang, Iwan Sunardi, Minggu (6/3/2022).
Baca Juga: Sejumlah Titik di Kota Serang Terendam Banjir
1. Dua jembatan hanyut terbawa arus
Dari 21 jembatan rusak, ada dua jembatan hanyut terbawa arus banjir sungai Cibanten di wilayah Bobojong, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Sementara jembatan yang lain hanya rusak ringan dan tidak merubah kontruksi.
"Yang rusak berat cuman 2, yang terbawa yang di Bobojong Kasemen dengan yang rusak kontruksinya, lainnya hanya pagernya dan tidak merubah kontruksi," kata Iwan
2. Segera diperbaiki
Iwan menuturkan, pihaknya segera rehabilitasi jembatan rusak. Saat ini tim, mendata jumlah kerusakan jembatan. Kewenangan perbaikan oleh Pemkot Serang, Pemprov Banten maupun BPJN Kementerian PUPR.
"Kita bertahap akan laksanakan rehabilitasi, target bulan ini dilakukan pemeliharaan secepatnya," katanya.
3. Pengamat sebut banjir Kota Serang kategori bandang
Pengamat lingkungan sekaligus Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi, NP Rahadian menyebut, melihat dari karakteristik banjir terjadi di Kota Serang merupakan banjir bandang. Itu karena datang sangat cepat dan volume air sangat besar.
"Penyebabnya dari bendungan Sindangheula atau anak sungai Cibanten itu yang harus evaluasi bersama sama," katanya.
Banjir besar dan menyebabkan daya rusak luar biasa tersebut baru pertama kali terjadi di Kota Serang. Kondisi itu justru terjadi setelah adanya Bandungan Sindangheula yang baru setahun diresmikan Presiden Joko Widodo.
Untuk itu, Rahadian meminta pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) selaku pengelola Bendungan Sindangheula evaluasi dengan data sehingga masyarakat menjadi paham. Termasuk, adanya penyempitan aliran sungai Cibanten.
"Banyak orang menuding karena ada bendungan (Sindangheul) sebab persoalan itu sebelumnya tidak ada. Ya dulu ada banjir tidak sebesar sekarang," katanya.
Baca Juga: Banjir Surut, Warga Kota Serang Mulai Membersihkan Rumah