Isu Tsunami 8 Meter di Cilegon, Nelayan di Pesisir Merak Takut Melaut 

Sudah sepekan lebih mereka tak melaut

Cilegon, IDN Times - Nelayan di pesisir pantai Pelabuhan Merak mengaku khawatir dengan informasi sol potensi tsunami setinggi 8 meter di Kota Cilegon, Banten. Sudah sepekan lebih mereka tak berani melaut.

Diketahui sebelumnya, pernyataan potensi tsunami Cilegon dilontarkan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada saat rapat kerja bersama DPR RI, di Jakarta, pada 1 Desember 2021.

Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Tsunami 8 Meter di Cilegon Banten saat Libur Nataru

1. Nelayan was-was tak berani melaut

Isu Tsunami 8 Meter di Cilegon, Nelayan di Pesisir Merak Takut Melaut Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan adanya informasi tersebut, Asep (34) salah seorang nelayan di Pesisir Merak mengatakan, meskipun bencana alam tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, namun, pernyataan BMKG tetap memberikan dampak kekhawatiran terhadap nelayan.

"Perasaan mah was-waslah kalau melaut. Apalagi imbauannya dari BMKG," kata Asep saat dikonfirmasi, Jumat (10/12/2021).

Baca Juga: Walkot Cilegon Keluarkan Imbauan Kesiapan Potensi Tsunami Akhir Tahun

2. Gelombang tinggi pun masih jadi ancaman

Isu Tsunami 8 Meter di Cilegon, Nelayan di Pesisir Merak Takut Melaut Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Selain isu tsunami, ancaman gelombang tinggi pun membuat nelayan di kawasan tersebut enggan melaut. Disampaikan Asep, akibat cuaca ekstrim tersebut sejumlah kapal milik nelayan rusak dan tenggelam diterjang ombak besar.

"Perahu kita aja tenggelam, namanya musibah gak ada yang tahu yah,” katanya.

3. Sejumlah nelayan memilih kerja serabutan sementara

Isu Tsunami 8 Meter di Cilegon, Nelayan di Pesisir Merak Takut Melaut Nelayan di Kabupaten Tangerang terdampak wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Oleh karenanya, dikatakan Asep, dirinya dan nelayan lainnya di pesisir Merak lebih memilih menepi untuk memperbaiki kapal yang rusak diterjang gelombang. Dia berharap pemerintah segera memberi informasi lanjutan dan tahapan sosialisasi agar mereka bisa kembali melaut.

Jeda melaut sementara waktu dirinya menjadi buruh harian lepas untuk menghidupi anak istri. "Ya kerja serabutan aja yang penting saya ada penghasilan buat makan," katanya.

Baca Juga: Isu Tsunami 8 Meter di Cilegon Bikin Pelaku Pariwisata Banten Was-was

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya