Manager Chengda Ketakutan Saat Kadin Cilegon Palak Proyek Rp5 Triliun

- Rombongan Kadin Cs datang tanpa undangan resmi, membuat Lin Yong merasa takut dan tidak aman.
- Pertemuan tegang dengan nada ancaman agar diberi proyek senilai Rp5 triliun kepada PT CCE.
- Kasus ini terungkap setelah video permintaan pekerjaan viral di media sosial dan kelima terdakwa ditangkap.
Serang, IDN Times – Site Manager PT China Chengda Engineering (CCE), Lin Yong mengaku ketakutan ketika rombongan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan sejumlah pengusaha Kota Cilegon mendatangi kantornya pada 9 Mei 2025. Pengakuan ini terungkap dalam sidang kasus dugaan premanisme dan pemerasan proyek senilai Rp5 triliun di Pengadilan Negeri Serang, Kamis (14/8/2025).
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Cilegon menghadirkan Lin Yong sebagai saksi untuk lima terdakwa, yakni Ketua Kadin Cilegon Muhammad Sali; Wakil Ketua Kadin Isbatulloh Alibasa; Wakil Ketua Bidang Kadin Ismatullah; Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia(HNSI) Rufaji Jahuri; dan Ketua LSM Banten Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) Zul Basit.
1. Rombongan Kadin Cs datang ke perusahaan tanpa undangan

Melalui penerjemahnya, Rossa, Lin Yong mengungkap bahwa rombongan Kadin Cilegon datang tanpa undangan resmi dan langsung diajak ke ruang rapat. Saat itu, ia hanya didampingi penerjemah tanpa pengamanan.
“Takut, karena di ruangan itu orang-orang ini ramai. Saya hanya berdua dengan penerjemah, tidak ada keamanan,” kata Rossa menerjemahkan keterangan Lin Yong.
2. Pertemuan berlangsung tegang hingga ada nada ancaman agar diberi proyek

Ia menuturkan, pertemuan berlangsung tegang dengan nada bicara keras bahkan sampai ada peserta yang hadir menggebrak meja. “Takut ngomongnya, terlalu kencang. Ada juga yang memukul meja,” kata Rossa.
Menurut Lin Yong, rombongan meminta proyek kepada PT CCE. Namun, ia menjelaskan bahwa setiap pekerjaan harus melalui proses lelang dan memenuhi kualifikasi. Ia juga mengaku mendapat ancaman dari salah satu orang dalam pertemuan tersebut.
“Kalau proyek ini tidak ke mereka, mungkin proyek bisa disetop,” katanya.
3. Kasus ini terungkap setelah mencuat di media sosial

Berdasarkan dakwaan, peristiwa ini bermula saat terdakwa Muhammad Salim menginisiasi pertemuan bersama sejumlah pengurus organisasi pengusaha dan LSM lokal untuk meminta sebagian nilai proyek CAA-1 senilai Rp17 triliun dialokasikan kepada pengusaha lokal di bawah Kadin Cilegon, sebesar Rp5 triliun.
Desakan itu disertai ancaman akan menolak dokumen AMDAL atau menghentikan seluruh aktivitas proyek jika permintaan tidak dipenuhi. Kasus ini mencuat setelah video permintaan pekerjaan tersebut viral di media sosial. Tak lama kemudian, kelima terdakwa ditangkap Ditreskrimum Polda Banten.