Ada Siswa Gak Suka Menu MBG, Pj Walkot Tangerang: Itu Kebiasaan Anak

Selera anak jadi bahan evaluasi MBG ke depan

Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kota Tangerang menggelar uji coba program makan bergizi gratis (MBG) di 5 sekolah yang ada di wilayah tersebut, Kamis (1/8/2024). Namun, terdapat satu siswa yang tidak memakan menu tersebut lantaran tak suka dengan menu yang disiapkan. 

Melihat hal tersebut, penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Nurdin pun bertanya alasannya siswa tersebut tak memakan menu MBG lantaran lauk semur daging sapi tersebut masih terlihat utuh.

"Kenapa engga dimakan?" Tanya Nurdin.

"Engga suka sayur hitam (semur daging), maunya ayam goreng," kata Fadhil, siswa kelas 3 SD Sukasari 4 tersebut.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Gelar Uji Coba Makan Bergizi Gratis di 6 Sekolah

1. Nurdin akan mengevaluasi menu MBG

Ada Siswa Gak Suka Menu MBG, Pj Walkot Tangerang: Itu Kebiasaan AnakIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Saat ditanya perihal hal tersebut, Nurdin pun mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu bahan evaluasi terkait pelaksanaan MBG, termasuk untuk menentukan menu yang diberikan kepada siswa. 

"Kami sudah menyiapkan alternatif menu dari masing-masing jenis makanan, dengan varian berbeda. Ada 1-2 anak yang engga makan, karena gak suka yang kuah warna hitam. Itu kan kebiasaan anak, tapi sejalan dengan waktu ada proses penyesuaian," ujar Nurdin.

2. Nurdin menyebut bakal ada identifikasi defiasi terkait menu MBG

Ada Siswa Gak Suka Menu MBG, Pj Walkot Tangerang: Itu Kebiasaan AnakIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Nurdin pun menegaskan, ke depannya bakal ada proses identifikasi defiasi untuk menu MBG, sehingga bisa disesuaikan dengan selera dari anak. Hal tersebut agar tak ada makanan yang terbuang.

"Dari sekolah tentu akan mengidentifikasi defiasi yang ada sehingga akan disesuaikan," jelasnya.

3. Nurdin sebut menu sudah sesuai dengan standar gizi nasional

Ada Siswa Gak Suka Menu MBG, Pj Walkot Tangerang: Itu Kebiasaan AnakIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Nurdin menegaskan, menu yang diberikan ke para siswa sudah sesuai dengan standar gizi nasional. Bahkan, penentuan menunya pun diawasi oleh ahli gizi dan puskesmas.

"Secara nasional ditetapkan standar gizi nasional, lalu diturunkan ke tim kita, ahli gizi kita yang mana mau diturunkan, kadar protein, lemak, macam-macam vitamin, ini diturunkan ke menu yang ada kemudian diujicobakan kemudian setelah itu baru dikasih ke para penyedia dengan standar tersebut," ungkapnya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya