Pengelola Wisata Lebak Bertahan di Pusaran Wabah COVID-19

Ribuan orang sudah kehilangan pekerjaan di dunia wisata

Lebak, IDN Times - Semenjak adanya upaya pembatasan penyebaran COVID-19 di wilayah Kabupaten Lebak, ratusan destinasi di Lebak harus tutup lantaran dikhawatirkan menjadi tempat kerumunan yang menyebabkan penyebaran COVID-19.

Alhasil, ribuan pekerja bidang wisata di selatan Banten tersebut kehilangan pekerjaannya. Hal itu, seperti disampaikan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lebak, Yeni Mulyani kepada IDN Times, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: 9 Wisata di Pandeglang Paling Seru, Gak Jauh dari Jakarta

1. Nurut ke pemerintah, mereka bertahan hidup sekuat tenaga

Pengelola Wisata Lebak Bertahan di Pusaran Wabah COVID-19Desa Citorek, Lebak, Banten (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Yeni mengatakan, pihaknya selalu menuruti anjuran pemerintah yang meminta mereka semua untuk menutup semua kegiatan wisata dengan segala konsekuensi mereka kehilangan pendapatan tanpa ada dana bantuan pengganti.

"Dari pertama PSBB sampai sekarang kita ikutin anjuran dari pemerintah. Jadi sekarang kalo ada wisatawan yang ngotot pengen datang ke tempat wisata, ya tidak dikenakan tiket. Tapi ketika ada kejadian apapun tida bisa menuntut apapun ke pihak pengelola," kata dia.

Kini banyak pengelola wisata dan pedagang di lokasi wisata yang bertahan dengan segala cara, termasuk mengganti profesi. "Ada yang kembali jadi tukang ojek. Mereka ada yang ke sawah, berkebun. Kasian juga sih nasibnya," kata dia.

2. Pemerintah, tolong beri kebijakan yang baik dan adil

Pengelola Wisata Lebak Bertahan di Pusaran Wabah COVID-19Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Yeni meminta pemerintah memberi kebijakan yang baik dan adil bagi mereka yang menggantungkan nasib di dunia wisata. "Harus disesuaikan sebenernya, kalau ditutup total ini kan kasian juga para pengelola wisata dan pedagang yah," kata Yeni.

Sebagai ketua sebuah organisasi pengelola wisata, Yeni juga sering mendapat keluhan dari para anggotanya, yang bahkan mengancam akan melakukan aksi demo.

Sebab, kata dia, pengelola wisata benar-benar babak belur dalam pandemik ini. Kehilangan pekerjaan juga tak punya uang mengurus objek wisata yang menjadi tempat usahanya.

"Karena kan destinasi wisata kalau ga dirawat ya rusak, dirawat pun butuh dana. Kan sementara ini (dana) kan ga bisa dari desa karena mau ada Pilkades. Distop bantuan apapun juga dari desa," kata dia.

3. Hikmah yang dipetik para pelaku usaha wisata di Lebak selama pandemik

Pengelola Wisata Lebak Bertahan di Pusaran Wabah COVID-19Wisata Negeri di Atas Awan, Citorek, Banten (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Kini mereka hanya bisa mengambil hikmah di balik penutupan wisata ini. Yakni, mereka kini memiliki waktu untuk membersihkan lokasi wisata atau bahkan melakukan reboisasi.

"Kita manfaatkan untuk bersih-bersih tempat wisata dan penataan serta penanaman pohon. Kita manfaatkan untuk penghijauan untuk mencegah bencana," kata dia.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata Menarik di Lebak, Jadi Favorit Wisatawan

4. Meski pandemik, jumlah destinasi wisata di Lebak justru bertambah

Pengelola Wisata Lebak Bertahan di Pusaran Wabah COVID-19Dok. IDN Times/Yeni

Meski pandemik meremukan sektor wisata, berdasarkan data Pokdarwis Lebak jumlah destinasi justru bertambah jika dibanding sebelum COVID-19 mewabah.

"Tapi destinasi nambah terus di Lebak mah selama pandemik ini, justru destinasi semakin menambah yang dulunya sebelum pandemik cuma 217, sekarang udah 235," kata dia.

Baca Juga: 10 Hotel Murah di Cilegon, Aksesnya Mudah

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya