OB Diduga Dianiaya Atasan, Inspektorat Lebak Bantah Ada Kekerasan Fisik

- OB EK mengaku dianiaya dan diintimidasi oleh atasan R di Inspektorat Lebak.
- Insiden terjadi saat EK sedang membersihkan kantor
- Sekretaris Inspektorat Lebak membantah adanya kekerasan fisik, menyebut persoalan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Lebak, IDN Times – Seorang office boy atau OB berinisial EK mengaku menjadi korban kekerasan dan intimidasi oleh atasan di Inspektorat Kabupaten Lebak berinisial R. Insiden tersebut terjadi pada Jumat, 14 November 2025 saat EK sedang bekerja membersihkan area kantor.
EK mengatakan peristiwa bermula ketika R mendapati ruang aula kantor masih kotor. R disebut langsung memarahinya dan melontarkan kata-kata kasar.
“Beliau marah-marah, bilang saya goblok, polongo, tolol,” ujar EK saat dihubungi, Selasa (18/11/2025).
1. Begini kronologi versi terduga korban
Tidak lama setelah itu, EK dipanggil kembali. Saat menghadap, EK mengaku ditendang R secara tidak langsung, yakni menggunakan tong sampah yang diarahkan ke tubuhnya hingga tiga kali. “Tendangan ketiga mengenai perut saya sampai saya terdorong ke dinding,” tuturnya.
Menurut EK, perlakuan kasar tak berhenti di situ. Ia mengaku didorong masuk ke aula dan diperlakukan layaknya “sidang” oleh R bersama dua staf lainnya.
“Saya dicecar pertanyaan yang menyudutkan dan diancam diberhentikan. Katanya saya gak pantas pakai seragam, saya cuma OB,” ucap EK.
Merasa tidak sanggup, EK akhirnya mengundurkan diri secara sukarela per 17 November 2025.
2. Inspektorat Lebak bantah ada kekerasan fisik

Sekretaris Inspektorat Lebak, Vidia Indra, membenarkan adanya teguran terhadap EK, namun membantah keras tuduhan penganiayaan. “Bukan penganiayaan. Itu hoaks,” kata Vidia kepada wartawan di Lebak.
Ia menyebut persoalan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak Inspektorat mengaku telah bertemu EK dan keluarganya.
“Kami sudah musyawarah dengan yang bersangkutan dan orangtuanya. Masalahnya sudah selesai,” ujarnya.

















