Pemkot Tangsel Bakal Jadikan Monumen Palagan Lengkong Jadi Museum

- Monumen Palagan Lengkong akan dijadikan museum perjuangan
- Rencana revitalisasi untuk memperkuat fungsi edukatif dan historis kawasan tersebut
Tangerang Selatan, IDN Times – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) berencana mempercantik dan menata ulang Monumen Palagan Lengkong di Serpong Utara. Upaya ini dilakukan setelah monumen bersejarah tersebut resmi menjadi aset milik Pemkot Tangsel.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) sebagai tahap awal perencanaan revitalisasi.
“Sekarang asetnya sudah menjadi milik kota dan sudah masuk dalam neraca aset kita. Nanti akan kita tindak lanjuti dengan pembangunan-pembangunan berikutnya,” ujar Benyamin, Kamis (13/11/2025).
Meski belum menetapkan waktu pasti, Benyamin memperkirakan pengerjaan fisik baru bisa dimulai setelah DED selesai dan anggaran perubahan tahun 2026 disetujui.
“Kalau tahun depan ada pengurangan anggaran, mungkin bisa di perubahan 2026. Karena harus disusun DED-nya dulu,” jelasnya.
1. Akan jadi museum perjuangan Tangsel

Menurut Benyamin, rencana revitalisasi bukan sekadar untuk mempercantik tampilan monumen, tetapi juga untuk memperkuat fungsi edukatif dan historis kawasan tersebut.
“Lahan di sini luasnya sekitar 5.000 meter persegi. Kami ingin bukan hanya sekadar monumen, tapi juga menjadi museum perjuangan Tangerang Selatan secara keseluruhan,” ujarnya.
Selain mempercantik bangunan dan menambah pagar pelindung, Pemkot juga akan memperhatikan aspek kebersihan dan penataan lingkungan sekitar agar kawasan ini lebih representatif untuk wisata sejarah.
2. Warisan sejarah dan edukasi bagi pelajar

Monumen Palagan Lengkong merupakan saksi pertempuran heroik antara pasukan Indonesia dan Jepang pada 1946 yang dipimpin Letnan Soetopo. Sejak lama, kawasan ini kerap dijadikan tempat edukasi sejarah bagi pelajar Tangerang Raya.
“Dulu saya waktu masih di Kabupaten, kalau Paskibra dan Pramuka selalu jurit malam di sini jam 12 malam. Jadi memang tempat ini monumental dan tidak ada di tempat lain,” kata Benyamin.
Ia berharap, rencana revitalisasi dapat menjaga fisik bangunan sekaligus semangat kepahlawanan di balik sejarah Palagan Lengkong.
“Ini warisan yang harus dijaga, bukan hanya bangunannya, tapi juga nilai perjuangannya,” ujarnya.

















