Tusuk Jari Saat Serangan Stroke Bisa Lancarkan Sumbatan? Ini Faktanya

- Mitos-mitos seputar penanganan pertama stroke bisa memperburuk keadaan penderita
- Serangan stroke bisa diminimalisir jika dibawa ke rumah sakit dalam waktu kurang dari 4,5 jam
- Sekitar 1/3 pasien IGD di Siloam Lippo Village terkena serangan stroke
Tangerang, IDN Times - Serangan stroke masih menjadi momok menakutkan di dunia. Pasalnya, stroke menjadi penyebab kematian dan penyebab disabilitas nomor 1 di dunia.
Sayangnya, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat terkait penanganan pertama saat serangan stroke, misalnya saja menusukkan jarum di ujung jari sampai tetesan darah keluar. Hal tersebut banyak dianggap bisa mengeluarkan sumbatan di pembuluh darah.
Menurut Pricilla Yani Gunawan, dokter spesialis saraf yang berfokus menangani masalah atau penyakit yang memengaruhi sistem saraf di Siloam Hospital Lippo Village, hal tersebut tidak benar. "Itu sama sekali tidak berdasar pada data ilmiah," ungkap Pricilla.
1. Mitos-mitos tersebut bisa memperburuk keadaan penderita stroke

Selain itu, ada juga keluarga yang enggan membawa pasien ke rumah sakit. Mereka malah membawa penderita stroke ke pengobatan tradisional di rumah, seperti pijat, ditarik-tarik, wajahnya dikompres sampai diolesi daun tertentu. Padahal, menurut Pricilla, sebenarnya hal itu bisa memperburuk keadaan pasien tersebut.
"Semuanya tidak berbasis bukti. Semakin cepat dibawa ke rumah sakit untuk melakukan penanganan pada pasien gejala stroke, semakin bisa disembuhkan," katanya.
2. Serangan stroke bisa diminimalisir jika dibawa ke rumah sakit dalam waktu kurang dari 4,5 jam

Faktanya, setiap pasien gejala stroke harus sesegera mungkin dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit terdekat. Jangan ke klinik atau faskes dengan layanan yang minim, sebab nantinya malah akan membuang banyak waktu lantaran akan dirujuk kembali ke rumah sakit yang lebih lengkap.
"Harusnya adalah kalau sudah ada tanda serangan stroke, harus segera ke rumah sakit. Dan itupun yang dianjurkan ke rumah sakit yang segera untuk penanganan stroke,"katanya.
Pricilla juga menyebut, masa emas atau waktu yang tepat dalam penanganan stroke adalah kurang dari 4,5 jam pertama dari gejala awal muncul. Dia menegaskan, stroke adalah penyakit yang serba mendadak-- di mana tiba-tiba sebagian muka turun, lemah sebelah bagian tubuh hingga sulit berdiri. Jika ada seseorang dengan kondisi seperti itu, kata dia, segera ke rumah sakit.
"Dalam 4,5 jam pertama harus segera dilakukan Tindakan. Bawa ke UGD, nanti di sana keluarga atau pengantar akan langsung ditanya, kapan muncul gejala tersebut. kalau masih di dalam 4,5 jam itu memungkinkan dokter untuk memberikan obat untuk menghentikan sumbatan tadi," katanya.
Selanjutnya, dokter akan melakukan CT-scan atau yang paling canggih adalah MRI. Langkah ini untuk mengetahui dimana letak sumbatan atau kemungkinan adanya penyebab stroke disebabkan oleh perdarahan. Dengan begitu akan diketahui apa penyebab strokenya.
"Ini menentukan adanya penanganan lanjutan, mulai dari pemberian obat-obatan,terapi, penanganan non operasi, bila ditemukan pemberatan, maka dilakukan operasi," katanya.
3. Sekitar 1/3 pasien IGD di Siloam Lippo Village terkena serangan stroke

Sementara itu, Executive Director Siloam Hospitals Lippo Village, Jennifer Hendra mengungkapkan, 1/3 pasien yang datang ke IGD pasien dengan serangan stroke. Jumlah tersebut cukup banyak dibandingkan pasien dengan penyakit lainnya.
Meski begitu, saat ini mayoritas pasien serangan stroke yang datang masih dalam waktu emas, yakni kurang dari 4,5 jam sehingga kebanyakan mereka tak sampai lumpuh.
"Ini hal yang positif ya, berarti kesadaran masyarakat untuk membawa pasien stroke sesegera mungkin ke rumah sakit itu meningkat," ungkapnya.

















