Kematian Paskibra di Tangsel Diduga karena Latihan Tak Wajar
Ada tindak kekerasan dalam latihan capaska Tangsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut bahwa pola latihan calon pasukan pengibar bendera pusaka (capaska) Tangerang Selatan (capaska) dinilai tak wajar.
Hal tersebut diketahui dari hasil keterangan keluarga Aurellia Qurrota Ain, capaska yang meninggal saat tengah mengikuti pelatihan.
Baca Juga: Anggota Paskibra Meninggal, Polisi Siap Proses Hukum
1. KPAI: Pola latihan capaska Aurell tak wajar
Dalam rilis yang diterima IDN Times, Rabu (7/8), dari komunikasi Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, dengan ayah dari Aurell ditemukan fakta kejanggalan dalam latihan fisik para capaska.
Misalnya, ada kegiatan ketahanan fisik berlari setiap hari dengan kewajiban membawa beban di punggung berupa ransel yang berisi 3 kilogram pasir, 3 liter air mineral, dan 600 liter air teh manis.
Hal tersebut dianggap KPAI tak lazim, karena dalam proses penyiapan fisik olahraga lari keliling lapangan adalah hal biasa, tetapi jika berlari dengan membawa beban di punggung seberat itu, tidak lazim dalam suatu pelatihan bagi paskibra.
Baca Juga: Ada Perpeloncoan dalam Kematian Paskibraka Tangsel?