5 Kecamatan di Lebak Miliki Angka Miskin Ekstrem yang Tinggi

- Penyebab kemiskinan ekstrem di Lebak
- Berdasarkan RPKD Lebak 2025-2029, permasalahan utama kemiskinan termasuk jumlah rumah tangga perempuan miskin dan individu lanjut usia dari rumah tangga miskin.
- Strategi pengentasan masalah tersebut
- Pemerintah pusat dan daerah memiliki tiga strategi dalam penanggulangan kemiskinan, seperti pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan.
Lebak, IDN Times - Lima dari 28 kecamatan di Kabupaten Lebak, memiliki angka kemiskinan ekstrem tertinggi versi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tahun 2024. Lima kecamatan tersebut adalah Leuwidamar, Cimarga, Banjarsari, Malingping, dan Wanasalam.
Angka miskin ekstrem di lima kecamatan tersebut lebih dari 7.376 keluarga. Sementara dua kecamatan lainnya, Bayah dan Lebakgedong, merupakan wilayah dengan angka miskin ekstrem paling rendah. Presentase tingkat kemiskinan pada tahun 2024 yakni 8,4 persen dan kemiskinan ekstrem 0,8 persen.
“Berdasarkan data P3KE (Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) Kemenko PMK, tahun ini ada 20 desa yang masuk dalam prioritas kemiskinan ekstrem,” kata Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Lebak, Widy Ferdian pada Kamis (31/7/2025).
1. Ini penyebab kemiskinan ekstrem di Lebak

Berdasarkan kajian dokumen Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) Lebak 2025-2029 terdapat beberapa permasalahan utama kemiskinan di kabupaten yang saat ini dipimpin Hasbi Jayabaya tersebut.
“Di antaranya masih tingginya jumlah rumah tangga dengan kepala rumah tangga perempuan miskin ekstrem, miskin dan rentan miskin. Kemudian tingginya jumlah individu lanjut usia dari rumah tangga miskin ekstrem, miskin dan rentan miskin,” kata Widy.
2. Ini strategi pengentasan masalah tersebut

Widy menuturkan, pemerintah pusat dan daerah memiliki tiga strategi dalam penanggulangan kemiskinan.
“Dengan pengurangan beban pengeluaran seperti pemberian subsidi, meningkatkan pendapatan masyarakat seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan dengan sasaran strategis akses pendidikan dan lain-lain,” jelas Widy.