Kriminolog: Hinaan dan Bully Bisa Jadi Pemicu Pembunuhan
Dua WNA menjadi korban pembunuhan di Tangsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Ahli kriminologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin berpendapat bahwa perasaan dendam karena hinaan atau perundungan kerap memicu terjadinya pembunuhan. Hal tersebut menanggapi kasus pembunuhan pasutri WNA Jerman di Tangerang Selatan, beberapa hari lalu.
"Pembunuhan itu memang banyak latarnya. Tetapi umumnya terjadi karena adanya masalah dalam relasi interpersonal. Masalah ini bisa berbentuk macam-macam. Misal, sakit hati karena selalu dihina atau di-bully. Bisa juga karena sengketa keluarga. Atau karena ada masalah dalam relasi pekerjaan dan percintaan," kata Sulhin kepada IDN Times, Selasa (15/3/2021).
Baca Juga: Kasus Suami Istri Tewas di Tangsel, Polisi Temukan Kapak dan Korek Api
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Suami Istri di Tangsel
1. Pembunuh adalah orang dekat jadi teori dasar Polisi ungkap kasus pembunuhan
Sulhin mengungkapkan, dasar teori itulah yang menjadi 'protokol' yang dilakukan penyidik Kepolisian dalam menangani kasus pembunuhan dalam mengungkap siapa pelaku, motif dan kronologi.
"Itulah mengapa, setiap pengembangan kasus pembunuhan, Polisi selalu mengembangkan teori bahwa pelaku adalah orang yang dikenal oleh korban," kata Sulhin.
Hal itu terlihat dari kasus pembunuhan WNA di Tangsel di mana pelakunya merupakan buruh harian lepas yang pernah bekerja merenovasi rumah korban.
Baca Juga: Suami Istri Ditemukan Tewas di Dalam Rumah di Tangsel