Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Biaya Kuliah Mahal, Pelayanan dan Fasilitas Masih Tak Maksimal

Ilustrasi mahasiswa yang melakukan wisuda di tengah pandemik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Serang, IDN Times - Perguruan tinggi negeri (PTN) telah merilis biaya kuliah terbarunya untuk tahun akademik 2024/2025. Biaya uang kuliah tunggal atau biasa disebut UKT terbaru tak sedikit membuat mahasiswa kaget.

Pasalnya, beberapa kampus menaikkan besaran UKT hingga beberapa kali lipat dibandingkan tahun 2023. Selain itu, kampus juga ada yang merubah penggolongan besar UKT.

1. Paling mahal di fakultas kedokteran

Ilustrasi mahasiswa yang melakukan wisuda di tengah pandemik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal ini pun dirasakan oleh Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Banten. Biaya kuliah paling mahal ada di fakultas kedokteran yang mencapai Rp25 juta dan keperawatan Rp20 juta per semester.

"Tahun lalu kedokteran itu Rp22 juta dan keperawatan justru melonjak tinggi. Dulu hanya Rp8,7 juta," kata Dini, salah satu mahasiswa Untirta kepada wartawan, Kamis (23/5/2024).

2. Masih ada dosen yang sering bolos mengajar

Ilustrasi mahasiswa yang melakukan wisuda di tengah pandemik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun, kata dia, di saat biaya kuliah semakin mahal justru hak yang diterima mahasiswa di kampusnya masih belum maksimal.

Salah satunya, masih ada dosen yang masih bermalas-malasan masuk kelas mengajar dan hanya memberikan tugas ke mahasiswa. Bahkan, tak jarang, dosen kosong tanpa ada konfirmasi padahal mahasiswa sudah berada di kelas.

"Kadang dosen gak ada, kami udah datang ke kampus, dosen gak ada jadi pelayanan kurang maksimal," katanya.

3. Mahasiswa sulit gunakan fasilitas kampus

Ilustrasi mahasiswa yang melakukan wisuda di tengah pandemik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Tak hanya itu, fasilitas kampus seperti aula hingga sound system yang semestinya diperuntukan untuk mahasiswa pun masih sulit digunakan dengan dalih harus menempuh jalur administratif peminjaman secara berjenjang hingga ke rektorat.

"Ada semacam sound system, mic, kami sampai harus sewa keluar, padahalkan di aulanya itu sudah ada, harus pinjem dulu akhirnya bayar lagi, harusnya itu kan fasilitas kampus mestinya bisa kami pakai,'' katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us