Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keterbatasan Ahli Gizi Jadi Tantangan Penyelenggaraan MBG di Banten

(IDN Times/Halbert Caniago)
Ilustrasi petugas dapur umum menyiapkan makanan untuk MBG (IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • Kebutuhan ahli gizi krusial di SPPG
  • Ahli gizi di Banten cuma sekitar ada 2 ribu orang
  • Antisipasi keracunan, Dinkes lakukan pelatihan penjamah makanan di SPPG
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menyebut kebutuhan tenaga ahli gizi untuk memastikan standar gizi dan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih mengalami kendala. Tantangan utamanya adalah keterbatasan tenaga yang bisa ditugaskan secara penuh di Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG).

Ati mengatakan, setiap SPPG yang melayani MBG wajib memiliki ahli gizi, namun aturan penugasan membuat banyak fasilitas terpaksa merekrut dari luar daerah.

“Karena yang di puskesmas enggak boleh double kerjanya. Mereka kan kerja ibaratnya full time di SPPG, karena tidak boleh kerja nyambi. Sedangkan di puskesmas mereka harus turun ke lapangan terus-menerus," kata Ati, Kamis (20/11/2025).

1. Kebutuhan ahli gizi dinilai krusial di SPPG

Salah satu dapur MBG di Kota Serang (Dok. Istimewa)
Salah satu dapur MBG di Kota Serang (Dok. Istimewa)

Kebutuhan ahli gizi disebut krusial karena mereka berperan menentukan kecukupan kalori, standar menu, hingga memastikan keseimbangan gizi pada setiap paket makanan MBG yang dibagikan kepada siswa.

“Ahli gizi yang akan mengatur berapa kalori yang dibutuhkan setiap memberikan jamuan MBG tersebut. Menu yang diberikan pun harus disesuaikan dengan standar gizi seimbang,” katanya.

Menurut Ati, satu orang ahli gizi tidak ideal untuk menangani seluruh kebutuhan teknis dalam operasional harian SPPG. Mestinya, kata dia, keberadaan ahli gizi disetiap dapur MBG lebih dari satu orang.

"Kalau satu kasihan juga mereka, selama ini cukup lelah karena harus menyiapkan bukan hanya dari pagi sampai menyelesaikannya, tapi persiapannya juga harus dilakukan,” katanya.

2. Ahli gizi di Banten cuma sekitar ada 2 ribu orang

IDN Times/Khaerul Anwar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti. (IDN Times/Khaerul Anwar)

Dinkes mencatat jumlah ahli gizi di Provinsi Banten secara keseluruhan mencapai lebih dari seribu orang, tersebar di puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya.

“Bahkan di satu puskesmas saja ada dua untuk wilayah Tangerang Raya. Dan setiap rumah sakit juga sudah ada ahli gizi. Kalau dihitung mungkin lebih dari 2.000,” katanya.

3. Antisipasi keracunan, Dinkes tengah lakukan pelatihan penjamah makanan di SPPG

Salah satu dapur MBG di Kota Serang (Dok. Istimewa)
Salah satu dapur MBG di Kota Serang (Dok. Istimewa)

Selain persoalan tenaga ahli, Dinkes juga tengah mempercepat sertifikasi dan pelatihan bagi penjamah makanan di seluruh SPPG untuk mencegah kasus keracunan. Pelatihan diberikan tidak hanya kepada ahli gizi, tetapi juga kepada seluruh petugas yang menangani makanan.

“Namun belum kita selesaikan tuntas semua, baru sekitar 60 persen dari total penjamah makanan yang ada di seluruh SPPG, atau 514 SPPG di wilayah Banten. Jadi kita lakukan bertahap secara terus-menerus,” kata Ati.

Ia menjelaskan, syarat kelayakan higienis SPPG mensyaratkan sedikitnya 50 persen penjamah makanan telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi.

"Upaya ini disebut penting untuk menekan risiko kontaminasi dan menjaga kualitas MBG," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Banten

See More

Pemkot Tangerang Target Layanan Operasi Jantung RSUD Mulai Desember

20 Nov 2025, 17:48 WIBNews