Mendes: Dana Desa Boleh untuk Revitalisasi Bencana Sumatra dan Aceh

- Pemerintah pusat fokus mengerahkan bantuan ke desa-desa terdampak bencana
- Kementerian Desa juga terus mengumpulkan donasi
- Cak Imin memastikan pemerintah siapkan agenda rehabilitasi
Tangerang, IDN Times - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto memberikan lampu hijau penggunaan dana desa untuk proses revitalisasi desa yang terkena bencana di Sumatra dan Aceh. Hal tersebut diungkapkan Yandri usai menghadiri Rapimnas ABPEDNAS di Tangerang, Jumat (12/12/2025).
"Boleh (untuk revitalisasi bencana). Dulu waktu COVID-19 kan, (anggaran) digunakan malah ke sana semua," kata Yandri.
1. Pemerintah pusat fokus mengerahkan bantuan ke desa-desa terdampak bencana

Meski begitu, saat ini pemerintah pusat juga tengah fokus mengerahkan bantuan ke desa-desa di Sumatra dan Aceh yang terdampak bencana banjir bandang tersebut dengan bantuan. Saat ini, pihaknya pun tengah mengupayakan agar fungsi desa bisa kembali normal.
"Dan memang yang menjadi PR (pekerjaan rumah) sekarang itu banyak desa yang hilang. Pemerintahnya lumpuh, itu mungkin kami akan fokus ke sana," jelasnya.
2. Kementerian Desa juga terus mengumpulkan donasi

Selain biaya dari anggaran resmi, pihaknya juga ikut mengumpulkan donasi dari berbagai pihak, termasuk yang ada di lingkungan Kementerian Desa dan PDT untuk membantu para korban di Sumatra dan Aceh.
"Kalau bencana itu kan Pak Presiden (Prabowo Subianto) sudah sangat fokus, semua kementerian dan lembaga terlibat. Pemerintah daerah terlibat, termasuk kami di Kementerian Desa terus memerlukan donasi," tuturnya.
3. Cak Imin memastikan pemerintah siapkan agenda rehabilitasi
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memastikan pemerintah tengah menyusun langkah penanganan jangka menengah dan panjang pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.
Saat ditemui usai ground breaking pembangunan kembali Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Kamis (11/12/2025), Cak Imin menjelaskan bahwa penanganan saat ini masih berada pada fase tanggap darurat yang sepenuhnya dikoordinasikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kementerian terkait.
“Sekarang masih tanggap darurat, semua dikoordinasi oleh BNPB bersama Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan). Setelah fase ini selesai, kami masuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Nanti akan kami sampaikan apa saja yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Menurut Cak Imin, salah satu fokus utama pemerintah adalah memulihkan sektor ekonomi masyarakat yang terpukul akibat bencana. Ia menyebut hasil kunjungannya ke Gayo, Aceh, menggambarkan kerugian besar yang dialami para petani.
“Di Gayo kemarin saya ke sana. Semua produsen kopi yang biasanya ekspor, pendapatannya petani rata-rata sudah di atas Rp15 juta per bulan atau hampir Rp200 juta per tahun itu tiba-tiba nol lagi karena semua kopinya habis. Mereka kembali ke titik nol,” ungkapnya.
Cak Imin menegaskan bahwa pemerintah akan memulai program pemberdayaan ekonomi berbasis komoditas unggulan di wilayah terdampak. “Kami akan cek sektor unggulan dan memulainya kembali. Kopi, cokelat, dan usaha-usaha lain akan kami dorong supaya masyarakat bisa bangkit,” tegasnya.
Ia memastikan seluruh langkah pemulihan akan dilakukan lintas kementerian agar lebih cepat dan terkoordinasi, sekaligus memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat terdampak bencana.


















