Data Penerima BST Kota Tangerang Carut-marut, Arief Protes Kemensos

Arief sudah minta klarifikasi Kemensos

Kota Tangerang, IDN Times - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mempertanyakan data penerima bantuan sosial tunai (BST). Menurutnya, banyak nama yang hilang. 

"Saya komplain juga sama Kemensos karena data di Kota Tangerang banyak yang hilang. Dasarnya dia hilangin data tuh darimana? Sedangkan yang kita masukkan 180 ribu (nama),  yang dikasih cuma 20 ribuan," ujar Arief, Selasa, (20/4/2021).

Baca Juga: Arief: Faskes COVID-19 Kota Tangerang Terbanyak di Tangerang Raya

1. Arief sudah minta klarifikasi dari Kemensos

Data Penerima BST Kota Tangerang Carut-marut, Arief Protes KemensosArief R Wismansyah (Dok. Istimewa)

Arief pun sudah meminta klarifikasi dari Kementerian Sosial ihwal persoalan ini, namun belum ada jawaban. "Kasihan masyarakat kita sudah ikutin standar mereka, tapi dibawah ini banyak yang hilang," imbuhnya.

Hal serupa juga terjadi pada penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM). Kata Arief, banyak juga warga yang sebelumnya menerima bantuan tersebut, namun kini tidak.

"Makannya ini yang kita pertanyakan dan perjuangkan," tegasnya.

Baca Juga: Arief: Faskes COVID-19 Kota Tangerang Terbanyak di Tangerang Raya

2. Kadinsos: ini bukan hanya terjadi di Kota Tangerang

Data Penerima BST Kota Tangerang Carut-marut, Arief Protes KemensosSeorang warga usai mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan sosial (bansos) saat mendatangi kantor Dinas Sosial Pemkot Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/5). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang, Suli Rosadi. Dia mengatakan pihaknya sudah memenuhi kewajiban secara standar, termasuk verifikasi dan validasi. Hasil tersebut kemudian diserahkan ke Kemensos.

"Kasus nya bukan hanya Kota Tangerang, di daerah lain juga puluhan ribu gitu," ujarnya.

3. Bantuan sosial rencananya akan bersumber dari 4 sumber

Data Penerima BST Kota Tangerang Carut-marut, Arief Protes KemensosIlustrasi Uang Rp75000 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Suli menjelaskan kronologi hilangnya sejumlah nama penerima bantuan ini. Awalnya. kata dia, Kemensos memerintahkan pihaknya untuk memasukkan data Penerima BST.

Lalu, Dinsos Tangerang mengirimkan data tersebut dengan mengambil dari empat sumber, yakni dari Bantuan Sosial Presiden, BST Provinsi, data Bantuan Tunai Kota Tangerang dan DTKS non Program.

Dari keempat data tersebut, kata Suli, keluarlah 250 ribu penerima untuk seluruh Kota Tangerang. Kemudian oleh Kemensos, data divalidasi kembali menjadi 183 ribu penerima BST untuk tahap pertama. Data tersebut lantas diberikan ke Kantor Pos Indonesia untuk data bayar.

Ternyata belakangan, imbuhnya, diketahui dari 183 ribu data penerima BST dari Kemensos tersebut masih rusak. Artinya data yang telah dibuat oleh Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS ) yang dimasukkan Kemensos sebagai penerima BST, bukan hanya kepala keluarga (KK), namun, istri dan anaknya. Padahal seharusnya, hanya KK saja yang terdata sebagai penerima BST.

"Kemudian ada juga penerima BST yang masih menerima PKH, BPNT dan juga penerima diketahui ada yang sudah meninggal dunia," kata Suli.

Mengetahui hal tersebut, Kemensos kemudian memerintahkan kembali untuk melakukan usulan data hapus dan melakukan usulan data pengganti atau tambahan.

Dinsos Kota Tangerang mengumpulkan data hapus yang didapat dari setiap kelurahan dan kecamatan hingga terkumpul sebanyak 41 ribu data hapus. Selanjutnya Dinsos Kota Tangerang memasukkan kembali data pengganti atau tambahan sebanyak 200 ribu.

"Kalo saya kan sudah ada statement dari Kemensos disampaikan tidak akan dilanjut BST karena negara tidak punya anggaran sudah disampaikan," kata Suli.

Baca Juga: BST COVID-19 Dihapus, Walkot Tangerang Janji Tetap Berikan Bantuan 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya