Warga Lebak Protes, Kualitas Beras Bantuan Pemerintah Jelek

Warga sebut beras itu berwarna kuning dan menggumpal

Lebak, IDN Times - Sejumlah warga Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengeluhkan kondisi beras bantuan yang mereka terima karena kondisinya berwarna kuning dan menggumpal.

“Ada tujuh warga yang protes berasnya kuning dan menggumpal,” kata Sekdes Lebak Parahiang, Andi Rudiana kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).

Baca Juga: 10 Oleh-Oleh Khas Lebak Banten yang Jadi Favorit

1. Beras itu dikirim Bulog pada 2 Agustus lalu, ternyata "kebasahan di jalan"

Warga Lebak Protes, Kualitas Beras Bantuan Pemerintah JelekWarga keluhkan beras bantuan (dok. Desa Parahiang)

Beras dengan berat 10 kilogram itu dikirim Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang, pada Senin (2/8/2021). Beras kemudian dibagikan kepada 480 keluarga penerima termasuk di dalamnya Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), pada Rabu (4/8/2021) lalu.

Namun, beras yang dikeluhkan warga sudah diganti oleh Bulog dengan datang ke kantor desa.

“Sudah kami cek lokasi, berasnya kebasahan dalam perjalanan dan kami sudah ganti beras yang basahnya,” kata Kepala Bulog Lebak-Pandeglang, Muhammad Wahyudin dikonfirmasi wartawan.

2. Bulog sebut pihaknya sudah mengganti beras berkualitas jelek itu

Warga Lebak Protes, Kualitas Beras Bantuan Pemerintah JelekANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Meski hanya tujuh karung beras yang kondisinya rusak, Bulog mengganti sebanyak 27 karung untuk menjaga-jaga jika terdapat beras dengan kondisi yang sama.

“Yang rusak tujuh, kami ganti 27 karung karena khawatir ada lagi beras yang seperti itu,” kata dia.

3. Ada bansos disunat dan ada pungli keresek? Risma: jangan takut surati saya

Warga Lebak Protes, Kualitas Beras Bantuan Pemerintah JelekMensos Risma Blusukan Temui Pemulung dan Gelandangan di Bantaran Sungai Ciliwung, Senin (28/12/2020) (Dok. Kemensos)

Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini geram saat menemukan sejumlah bantuan sosial (bansos) sambako yang yang diterima warga miskin telah disunat. Hal itu ditemukannya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan NonTunai (BPNT) pada Rabu (28/7/2021).

Maryanih, warga RT 03/ RW 03 Kota Tangerang, Banten, mengaku pada Risma bahwa harga barang-barang yang diterimanya dalam paket bansos tidak mencapai Rp200 ribu per bulan.

"Tadi sudah dihitung oleh Bapak yang dari Satgas Pangan/Mabes Polri harga dari komponen yang diterima hanya Rp177 ribu dari yang seharusnya 200 ribu jadi ada Rp23 ribu. Coba bayangkan Rp23 ribu dikali 18,8 juta, " ungkap Risma dalam siaran tertulis, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga: Risma Sebut Kota Tangerang Terparah Soal Potongan Uang Bansos

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya