Pengecer Belum Dapat Stok, Polda Banten: Tak Ada Kelangkaan 3 Kg

- Ditreskrimsus Polda Banten klaim tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg, stok masih tersedia di agen pangkalan gas.
- Pada Kamis, pihaknya mengecek 4 pangkalan gas di Kota Serang, stok aman dan setiap pengiriman mendapatkan kuota tanpa pengurangan.
- Harga LPG 3 kg dari agen ke pangkalan Rp16.000, dari pangkalan ke masyarakat Rp19.000, tidak terjadi pengurangan atau kelangkaan LPG.
Serang, IDN Times - Direktorat Reserse Kriminal Khusue (Ditreskrimsus) Polda Banten mengklaim tak ada kelangkaan gas LPG subsidi ukuran 3 kilogram (kg).
Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Banten AKBP Dony Satria Wicaksono mengatakan, stok gas LPG jenis melon bersubsidi masih tersedia di agen pangkalan gas.
1. Polda Banten mengaku telah cek ke beberapa pangkalan gas

Dony mengatakan, pada Kamis (6/2/2025) pihaknya telah mengecek 4 pangkalan gas di beberapa lokasi di Kota Serang, yakni agen LPG 3 kg PT Sandja Putra Lestari, PT Sumbuh Sinar Pelaju, agen LPG 3 kg PT Pusaka Abadi Rahardja dan agen Mufti pangkalan gas.
“Tidak terjadi kelangkaan gas LPG dan ketersediaan stok masih aman,” kata Dony, Jumat (7/2/2025).
2. Polisi menyebut tak ada pengurangan kuota ke setiap subpangkalan

Dia memastikan dari peninjauannya, setiap pengiriman dari agen ke pangkalan, akan mendapatkan kuotanya masing-masing, tanpa ada pengurangan. Selain itu di lokasi tersebut, terdapat pembahasan bahwa pengecer akan menjadi subpangkalan.
"Harga LPG 3 kg dari agen ke pangkalan adalah Rp16.000, dan dari pangkalan ke masyarakat adalah Rp19.000," katanya.
Dony mengklaim bahwa saat ini tidak terjadi pengurangan ataupun kelangkaan LPG. “Pemantauan ini dilakukan agar tidak ada agen, pangkalan maupun pedagang yang melakukan penimbunan,” katanya.
3. Di sisi lain, sejumlah pengecer ngaku belum dapat stok

Namun, sebelumnya dari beberapa pantauan IDN Times ke sejumlah pengecer gas elpiji, ada beberapa diantaranya masih belum dapat stok gas subsidi. Namun, ada pula yang mendapat stok tapi dengan harga yang mahal, yakni Rp20 ribu dari pangkalan sehingga mereka terpaksa menjual Rp23 ribu ke masyarakat.