Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Potret Poniman, Warga Miskin Tangerang yang Curi HP untuk Beli Beras

IMG-20250626-WA0009.jpg
Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta menjengkuk nenek Tarpiah yang sakit dan tidak mendapatkan perawatan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Intinya sih...
  • Kondisi sang istri memburuk usai mengetahui suaminya terjerat kasus pencurian
  • Nenek Tarpiah membutuhkan perawatan intensif di Rumah Sakit Kepala Seksi Dokkes Polres Bandara Soekarno Hatta
  • BPJS Kesehatan Poniman dan istri juga dibayarkan

Tangerang, IDN Times - Kisah Poniman (68) dan sang istri bernama Tarpiah (57) merupakan gambaran dari kehidupan warga miskin di Tangerang. Mereka yang tinggal di sebuah gubuk sempit di Kampung Sungapan, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang harus bertahan di tengah kemiskinan.

Kisah Poniman terkuak usai dia ditangkap polisi karena mencuri handphone di Masjid Nurul Barkah, Bandara Soekarno-Hatta. Dalam pemeriksaan terkuaklah bahwa Poniman terpaksa mencuri untuk membeli beras. Ia yang telah buntu mencari uang untuk menafkahi istrinya yang juga sedang terbaring sakit tanpa bisa bangun dari tempat tidur.

Bahkan, sang istri pun tidak mendapatkan perawatan medis lantaran BPJS yang dipunya tidak aktif karena tak sanggup membayar premi, padahal Poniman yang tergolong tidak mampu tersebut harusnya menjadi penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

"Handphone saya jual Rp250 ribu, uangnya saya pakai buat beli beras karena sudah benar-benar tidak ada," kata Poniman, Kamis (26/6/2025).

1. Kondisi sang istri juga memburuk usai mengetahui suaminya terjerat kasus pencurian

IMG-20250623-WA0022.jpg
Poniman yang mencuri untuk membeli beras dan sang istri yang sedang sakit dibantu Polresta Tangerang (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Kondisi perekonomian pasangan suami istri itu memburuk setelah Poniman diberhentikan sebagai supir tembak di kawasan Kargo, Bandara Soekarno-Hatta. Setelah itu, sang istri pun jatuh sakit.

Tarpiah mengaku, sakitnya kian memburuk setelah mengetahui suaminya terjerat kasus pencurian dan dijemput polisi. "Gula darah saya langsung naik, langsung drop," katanya.

Namun, ia hanya berobat ke puskesmas, tanpa mendapat perawatan lanjutan meski kondisinya sudah tidak bisa bangkit dari tempat tidur lantaran BPJS Kesehatannya tidak aktif usai tak sanggup bayar premi.

2. Nenek Tarpiah membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit

IMG-20250623-WA0029.jpg
Poniman yang mencuri untuk membeli beras dan sang istri yang sedang sakit dibantu Polresta Tangerang (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Kepala Seksi Dokkes Polres Bandara Soekarno Hatta, Dedi Kurniawan mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, Tarpiah memiliki tekanan darah tinggi dan kadar gula darah yang tinggi.

"Menurut keterangan, yang bersangkutan mempunyai riwayat gula, serta mengeluh nyeri pada perut, diagnosa sementara yang bersangkutan diabetes melitus dengan hipertensi," kata Dedi.

2. Nenek Tarpiah dievakuasi ke RS Melati Tangerang

IMG-20250626-WA0011.jpg
Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta menjengkuk nenek Tarpiah yang sakit dan tidak mendapatkan perawatan (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Ronald mengatakan, mengetahui kondisi Tarpiah yang sedang sakit, ketika pihaknya mendatangi kediaman Poniman dan Tarpiah di Kelurahan Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang saat menyalurkan bantuan sosial (bansos) dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke 79 pada Senin, 23 Juni lalu.

"Hasil pemeriksaan dari dokter, merekomendasikan ibu Tarpiah untuk dilakukan rawat inap guna mendapatkan perawatan medis yang lebih baik dan pemeriksaan kesehatan lanjutan, kata Ronald.

Polresta Bandara Soekarno-Hatta juga mengevakuasi Tarpiah ke Rumah Sakit Melati Tangerang untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Tim kesehatan Dokkes merujuk pasien dengan menggunakan ambulans ke RS Melati Tangerang. Sampai di IGD RS Melati, dilakukan obeservasi kemudian dlakukan pemeriksaan cek tekanan darah, cek laboratoium hingga pemeriksaan rontgen.

"Ibu Tarpiah dievakuasi ke Rumah Sakit Melati lantaran kondisi kesehatannya menurun dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur," ujar Kapolresta Bandara Soetta Kombes Pol Ronald Sipayung, saat menjenguk di UGD RS Melati, Kamis (26/6/2025).

3. BPJS Kesehatan Poniman dan istri juga dibayarkan

IMG-20250623-WA0037.jpg
Poniman yang mencuri untuk membeli beras dan sang istri yang sedang sakit dibantu Polresta Tangerang (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Selain itu, Polresta Bandara Soetta juga membuka blokir dan mengaktifkan kembali kartu BPJS Poniman dan Ibu Tarpiah, setelah 1,5 tahun tidak bisa dipergunakan karena tidak membayar premi BPJS. Ronald menjelaskan, pihaknya terketuk hati untuk membantu perawatan Tarpiah lantaran mengetahui kondisi ekonominya yang memprihatinkan sekaligus wujud hadirnya Polri di tengah masyarakat dan "Polri dari Masyarakat dan untuk Masyarakat".

"Ini salah satu wujud hadirnya Polri di tengah masyarakat. Sekaligus implementasi dari arahan bapak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto," ujarnya.

Perwira menengah Polri yang akrab disapa Ronald itu berharap, kehadiran sekaligus perhatian Polresta Bandara Soetta tersebut dapat memberikan manfaat dan meringankan beban hidup Poniman dan Tarpiah.

"Kami mohon doa dan dukungan agar dapat semakin lebih baik dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat khususnya di seputaran wilayah Bandara Soetta," kata Ronald.

Diberitakan sebelumnya, Poniman ditangkap polisi pada 20 Mei 2025 setelah ketahuan mencuri handphone milik Arlan Sutarlan di Masjid Nurul Barkah Bandara Soekarno Hatta. Aksi pencurian terjadi pada 5 April 2025. Saat itu, Poniman mencuri handpone milik Arlan yang sedang tertidur setelah melakukan Salat Zuhur.

Pencurian handphone Samsung Galaxy A04s ini dilaporkan ke Polres Bandara Soekarno- Hatta. Selanjutnya ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 362 KUHPidana.

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta Kompol Yandri Mono menjelaskan, penyidik telah menghentikan proses penyidikan kasus pencurian handphone dengan tersangka Poniman sekaligus membebaskannya. "Perkaranya sudah kami hentikan melalui mekanisme Restorative Justice,” kata Yandri.

Penyidik menghentikan proses penyidikan setelah pelapor Arlan Sutarlan dan Poniman sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Dalam kesepakatan damai tersebut, Poniman bersedia mengganti handphone Arlan senilai Rp 1.980.000.

"Dengan berbagai pertimbangan, salah satunya dengan alasan kemanusian, perkara ini telah dihentikan dan Pak Poniman sudah kami bebaskan," kata Yandri.

Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us