Warga Cipeucang Tantang Pejabat: Kalau Berani, Tukeran Rumah Sama Saya

- Agus dan warga sekitar TPA Cipeucang mengalami pencemaran udara dan lingkungan setiap hari, namun permintaan perbaikan tidak direspons oleh pemerintah.
- Genangan air lindi dari TPA kerap meluber ke pemukiman, membuat udara tak layak dihirup dan menyebabkan ancaman penyakit bagi warga sekitar.
- Agus menantang pejabat DLH Tangsel untuk merasakan sendiri kondisi yang dialaminya dengan tawaran tukeran rumah, namun tidak mendapat tanggapan dari pihak terkait.
Tangerang Selatan, IDN Times – Warga sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kembali meluapkan kekesalannya. Mereka menilai kompensasi “uang bau” dari pemerintah tak sebanding dengan penderitaan akibat pencemaran udara dan lingkungan yang terus mereka alami setiap hari.
Salah satu warga, Agus, yang tinggal di RT 06 RW 04 Serpong, menantang para pejabat Tangsel untuk merasakan langsung kondisi yang ia alami. Ia membagikan rekaman video yang menunjukkan genangan air lindi di depan rumahnya yang menimbulkan bau busuk menyengat.
“Bapak kalau begini mau, Pak? Gini aja lah, Pak, bapak tukaran tempat (rumah) sama saya,” kata Agus, Rabu (5/11/2025).
1. Setiap hari hirup bau busuk dan ancaman penyakit

Agus mengaku sudah lama meminta perbaikan saluran air di sekitar rumahnya, namun tidak pernah direspons oleh dinas terkait. Ia menyebut genangan air lindi dari TPA kerap meluber ke pemukiman dan membuat udara di sekitar rumah tak layak dihirup.
“Saya bukan hoaks, bukan ngada-ada. Saya sudah minta diperbaiki selokan air lindi, tapi enggak digubris,” ujarnya.

Lebih parah lagi, kata Agus, upaya pelebaran saluran air justru memperburuk keadaan. Gunungan sampah yang diambil dari TPA justru dibuang di dekat rumahnya.
“Kemarin kali kan dikobetin (diambil), terus buangannya itu di sini. Sama aja menutup rumah saya dengan sampah. Sekarang jentik nyamuk makin banyak,” keluhnya.
3. Tantang pejabat DLH rasakan sendiri hidup di dekat TPA

Agus juga mengaku sempat mencoba menghubungi salah satu pejabat di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, namun tak mendapat tanggapan.
“Saya udah nelpon, tapi enggak dihirauin. Kalau enggak gini aja, tukeran rumah, Pak. Gimana rasanya tinggal di sini?” sindirnya.
Warga di sekitar TPA Cipeucang selama ini memang mengeluhkan pencemaran air tanah dan udara akibat tumpukan sampah. Sebagian besar dari mereka harus membeli air galon setiap hari untuk kebutuhan dasar seperti minum dan memasak.

















