10 April 2025, Pagar Laut di Utara Banten Masih Berdiri Kokoh

- Pagar laut bambu masih berdiri di perairan laut utara Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
- Pengecekan oleh aktivis nelayan menunjukkan bahwa pencabutan pagar laut dilakukan setengah hati.
- Aktivis nelayan menuding janji pencabutan pagar laut hanya sebagai lips service dari pemerintahan Prabowo Subianto.
Tangerang, IDN Times - Pagar laut dari bambu di laut utara Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang masih berdiri dan tersebar di sejumlah titik di wilayah tersebut.
Hal tersebut berdasar pemantauan yang dilakukan aktivis nelayan Banten bersama sejumlah awak media dan konten kreator, pada Kamis (10/4/2025).
1. Pagar laut di Kronjo dan Kemiri masih berdiri kokoh

Pantauan IDN Times, Kamis (10/4/2025) di perairan laut di desa Lontar Kecamatan Kemiri dan Desa Muncung Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang nampak terlihat pagar laut yang menghebohkan publik beberapa waktu terakhir tersebut tampak masih ada.
Dalam pantauan ini, tampak pagar bambu tersebut masih terlihat sangat kokoh berada di perairan Desa Muncung. Pagar laut tersebut nampak berdiri berkilo-kilometer mengarah ke arah perairan Kabupaten Serang.
2. Pembongkaran laut oleh pemerintah masih setengah hati

Salah satu aktivis nelayan Banten, Kholid mengungkapkan, bahwa upaya pengecekan ini jadi salah satu cara mengawal proses pencabutan pagar laut yang meresahkan masyarakat nelayan Banten.
"Kami mau cek, titik pagar laut mana saja yang masih ada, kalau sudah dicabut semua ya saya bilang sudah dicabut semua, kalau seandainya masih pun kami ingin informasikan ke publik agar publik mengetahui kinerja pemerintahnya," kata Kholid, Kamis (10/4/2025).
Dari hasil pengecekan ini, menurut Kholid, dapat dipastikan bahwa pencabutan pagar laut kemarin itu sepertinya dilakukan setengah hati.
3. Pembongkaran pagar laut, pemerintah cuma lips services

Selain itu, Kholid menuding pencabutan pagar laut yang dilakukan beberapa waktu lalu hanya merupakan janji manis yang dilakukan rezim pemerintahan Prabowo Subianto.
"Mereka kan bilang mereka hadir untuk masyarakat sampai kemarin bu Titiek juga turun kan istilahnya sampai ada alat perang, tapi kan kalau hanya lips services saja kan gak baik juga. Jangan memberikan pengetahuan ke masyarakat hanya pengetahuan gincu," ungkapnya.