Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Guru Honorer, 22 Tahun Mengabdi di Daerah 3T

Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku
Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Intinya sih...
  • Abdul baru mendapatkan gaji pada tahun 2022, setelah 22 tahun mengajar tanpa honor.
  • Tak hanya mengajar, Abdul juga setiap hari mengantar-jemput muridnya melewati berbagai rintangan.
  • Abdul akhirnya lolos seleksi PPPK tahun 2025, namun belum mendapat SK.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Hari Guru selalu diperingati setiap tahun pada tanggal 25 November. Gelar pahlawan tanpa tanda saja juga bergaung di upacara-upacara melalui lagu Hymne Guru setiap tahunnya.

Sayangnya, kerasnya gaungan paduan suara di upacara tak sekeras gaungan kesejahteraan guru, terutama yang ada di daerah 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar Indonesia. Salah satunya bernama Abdul Rahman Masaijah (52).

Abdul sudah 22 tahun menjadi guru PPKN di SMAN 15 Seram Bagian Timur, Kecamatan Kilmuri, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Bertugas di daerah 3T membuatnya terbiasa berjalan jauh 10 kilometer (km) ke sekolah dari tempat tinggalnya.

"Tantangannya di daerah kami itu daerah terpencil, terbelakang yang tidak ada jembatan, tidak ada jalan, transportasi laut tidak ada, jarak kami punya kampung ke tempat sekolah itu 10 kilometer pulang pergi, setiap hari berjalan kaki," kata Abdul usai Program Apresiasi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dengan tema ”Guru Hebat, Indonesia Kuat” di Kantor AirNav Indonesia, Tangerang, Rabu (25/11/2025).

1. Abdul baru mendapatkan gaji tahun 2022

Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku
Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Menjadi guru, bagi Abdul, bukan ajang mencari uang, namun panggilan hati. Apalagi, ia berasal keluarga pendidik sehingga sejak kecil ia sudah terpanggil meneruskan perjuangan orangtuanya dan menjadi guru di tanah kelahirannya tersebut.

Ia juga paham bahwa menjadi guru berarti tidak mementingkan kesejahteraan diri sendiri. Dia pun meneguhkan dalam hati untuk bisa mencerdaskan anak-anak Maluku, meski tak ada kepastian gaji.

"Saya dapat honor Rp750 ribu perbulan baru tahun 2022, kalau dulu tidak ada honor, jadi mengajar cuma-cuma (tidak dibayar)," ungkapnya.

2. Tak hanya mengajar, Abdul juga setiap mengantar-jemput muridnya

Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku
Abdul Rahman Masaijah, guru honorer selama 22 tahun di Maluku (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sebagai salah satu pengajar di daerah 3T, keterbatasan infrastruktur bagaikan sahabat dan hal normal di lingkungannya. Di kota, 10 kilometer mungkin bisa ditempuh dengan mudah lantaran akses jalan hingga transportasi umum mudah didapat, tapi tidak berlaku di tempatnya mengajar. Siswa Abdul harus menempuh perjalanan bak pecinta alam; masuk hutan, menaiki bukit, menyeberang sungai aliran deras, baru bisa sampai ke gedung sekolah.

"Akses lewat hutan kalau musim hujan itu banjir. Tapi anak-anak semangat sekolah," jelasnya.

Sebagai bentuk pengabdian, Abdul dan guru lainnya pun dengan sukarela mengantar jemput para siswa melewati berbagai rintangan tersebut. Mereka, menuntun langkah demi langkah, memegang tangan para siswa saat menyeberang arus banjir, menarik siswa saat mendaki di hutan, agar bisa bersama-sama mengenyam bangku sekolah.

"Karena sekolah kami belum ada jalan lancar. Baru lancar di wilayah kecamatan, kami antar ke sekolah, kami antar juga kembali ke rumah," ungkapnya.

3. Abdul akhirnya lolos seleksi PPPK tahun 2025, namun belum mendapat SK

AirNav Indonesia berikan bantuan kepada 13 guru dari 3T
AirNav Indonesia berikan bantuan kepada 13 guru 3T (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Perjuangan Abdul selama 22 tahun menjadi guru di pedalaman dijalani dengan ikhlas dan tanpa pamrih, namun bukankah pahlawan pun membutuhkan nafkah untuk keluarganya sendiri? Hal tersebut pun juga diperjuangkan Abdul, meski selama ini tak juga diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), namun angin segar pengangkatan guru honor sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mulai terhembus dan akhirnya ia berhasil lolos berbagai tes pada tahun 2025 ini.

"Sudah lolos, tapi belum keluar SK (surat keputusan), katanya nanti bulan Desember," ucapnya.

Dengan mata berkaca-kaca, Abdul mengungkapkan bahwa makna hari guru baginya adalah panggilan hati yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, apalagi di sekolah tersebut mayoritas guru masih berstatus honorer. Namun, ia menegaskan bahwa tanpa guru tidak akan ada presiden, tentara, dan profesi lainnya.

"Ya ini dari pemerintah saja kalau mengingat jasa kami ya kami terima kasih, kalau tidak ya tidak apa-apa," ucap lirih.

4. AirNav Indonesia berikan laptop dan proyektor serta ajak jalan-jalan 13 guru 3T

AirNav Indonesia berikan bantuan kepada 13 guru dari 3T
AirNav Indonesia berikan bantuan kepada 13 guru 3T (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sementara itu, Direktur Teknik AirNav Indonesia Zainal Arifin Harahap, sebagai bentuk penghargaan pada para pendidik dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya yang bertugas di wilayah 3T Indonesia, pihaknya memberikan bantuan dukungan untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka di tempat pengabdian, antara lain berupa laptop, projector, hingga uang saku.

Para guru juga diajak berekreasi di Monumen Nasional (Monas) serta ke Sarinah Jakarta untuk sejenak menikmati suasana kota selama bertahun-tahun hingga puluhan tahun mengabdi di pedalaman Indonesia, bahkan beberapa diantaranya belum pernah naik pesawat.

”Semoga fasilitas pembelajaran yang kami berikan ini bisa menambah semangat para pendidik yang luar biasa ini untuk dapat konsisten mengabdikan ilmunya kepada masyarakat, meski penuh dengan keterbatasan,’’ kata Zainal.

Dia menegaskan, guru merupakan pilar utama dalam membangun peradaban. Melalui peran guru, karakter generasi masa depan dibentuk, ilmu ditransmisikan, dan nilai-nilai kebajikan diwariskan. Dedikasi para guru, khususnya di wilayah 3T, menjadi inspirasi bagi manajemen untuk terus memperluas kontribusi sosial dan memastikan bahwa AirNav Indonesia hadir bagi masyarakat, tidak hanya melalui layanan navigasi penerbangan tetapi juga melalui dukungan terhadap dunia pendidikan.

“Di daerah yang aksesnya terbatas, para guru memilih tetap hadir dan mengabdi. Dari ruang kelas yang sederhana itu, lahir generasi-generasi masa depan bangsa. Komitmen inilah yang perlu kita dukung bersama,” ujarnya.

Zainal juga menegaskan, AirNav Indonesia akan terus memperkuat program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan akses belajar, serta pemberdayaan masyarakat lokal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us

Latest News Banten

See More

BNN Banten Bongkar 3 Jaringan Narkoba Lintas Provinsi

25 Nov 2025, 15:16 WIBNews