Kasus Meninggal Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi Anak

Lima dari enam korban meninggal adalah anak-anak

Tangerang, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tangerang yang menyebabkan meninggal dunia didominasi oleh anak-anak. Hal tersebut terlihat dari data yang diperoleh Dinas Kesehatan setempat sepanjang 2024.

Pelaksana Harian (Plh) Dinkes Kota Tangerang, Mugiya Wardhany mengatakan, terdapat enam kasus meninggal dunia akibat DBD sepanjang 2024 dan lima di antaranya berusia anak-anak.

“Harus dipahami, meski DBD menjangkiti kelompok usia yang produktif, fatalitasnya paling banyak terjadi di usia kelompok anak-anak. Karena memang, imunitas anak tidak sebaik kelompok usia produktif. Disertai gejala-gejala perburukan sulit ditemukan pada anak DBD, terlebih kerap kali ditemukan anak sudah dalam kondisi kritis,” kata Mugiya, Senin (24/6/2024).

1. Hal itu karena anak-anak belum bisa mengomunikasikan sakit yang dirasakan

Kasus Meninggal Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi AnakIlustrasi nyamuk Aedes aegypti (pixabay.com/Mohamed Nuzrath)

Mugiya mengungkapkan, kewaspadaan orangtua adalah kunci keberhasilan dalam penanganan kasus DBD pada anak. Menurutnya, orangtua perlu memahami betul perubahan yang dialami anak. Maka penanganan dari tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapat dan mencegah fatalitas DBD.

“Dengan keterbatasan anak memaparkan apa sakit yang dirasa. Orangtua harus paham betul sama anaknya, karena diagnosis dokter sering mengandalkan anamnesis atau wawancara medis. Dengan pertanyaan, hampir 60 persen bisa diduga sehingga ketika anak DBD, orangtua harus tahu kondisi anaknya,” jelas Mugiya.

2. Terdapat gejala khas yang bisa diwaspadai orangtua

Kasus Meninggal Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi AnakIlustrasi pasien DBD (pexels.com/Anna Shvets)

Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orangtua, bahwa anak mengalami perburukan saat DBD. Kata Mugiya, tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut secara hebat, lemah, lesu, hingga ingin terus tidur.

“Lalu, perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku. Seperti suka marah-marah, terlihat pucat, dan tangan serta kaki dingin, perdarahan hingga tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” katanya.

3. Pemkot Tangerang terus sosialisasikan PSN 4M Plus di seluruh Puskesmas

Kasus Meninggal Akibat DBD di Kota Tangerang Didominasi AnakDok. Pemkot Tangerang

Sementara itu, kata Mugiya, kolaborasi multisektor pada penanganan DBD di Kota Tangerang ialah sosialisasi PSN 4M Plus di seluruh 39 puskesmas dan 1.097 posyandu. Kemudian, menggerakkan seluruh masyarakat dan pegawai melaksanakan aksi bebersih memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Dalam hal ini, dapat melibatkan kader jumantik.

“Kolaborasi juga dikuatkan dengan Dinas Pendidikan, selama libur sekolah menugaskan seluruh pelajar di Kota Tangerang untuk memeriksa sarang nyamuk di rumah mereka masing-masing. Terlebih, menjadikan anak-anak sebagai kader jumantik, yakni sebagai bagian dari projek sekolah,” tutup Mugiya.

Maya Aulia Aprilianti Photo Community Writer Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya