Pandemi COVID-19, Pengusaha Hotel dan Restoran di Tangerang Merugi

Karyawan mulai dirumahkan

Tangerang Selatan, IDN Times - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Gusri Efendi menyebut, pandemi virus corona tipe baru COVID-19 membuat usaha hotel dan restoran di Tangerang Selatan lesu. Hingga Maret 2020 ini, mereka mengalami kerugian hingga 90 persen.

"Ya, usaha hotel dan restoran itu down, turun hingga 85 sampai 90 persen," ungkap Gusri saat Selasa (7/4).

1. Dampak COVID-19 dirasakan PHRI dari Februari 2020

Pandemi COVID-19, Pengusaha Hotel dan Restoran di Tangerang MerugiIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Gusri mengatakan, penurunan atau kerugian itu telah dirasakan sejak Februari 2020. Saat itu, imbuhnya, penurunan omzet sudah terasa. 

"Itu sudah ada gejala dengan turun (omzet) sebesar 35 persen. Kemudian terus bertambah sekarang menjadi 85-90 persen," kata Gusri.

2. Pengusaha hotel dan restoran hanya capai 10 persen keuntungan dibanding sebelum wabah

Pandemi COVID-19, Pengusaha Hotel dan Restoran di Tangerang MerugiIlustrasi anggaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam kondisi normal, imbuhnya, perputaran uang dari dua segmen usaha tersebut dapat mencapai Rp3,7 triliun per bulan. Jika diakumulasi hingga sekarang, kerugian telah mencapai sekitar Rp3,3 triliun.

Akibat wabah COVID-19 ini, kebanyakan pengusaha hotel dan restoran di Tangsel harus puas dengan pemasukan sekitar 10 persen dari kondisi normal.

"Sementara, misal 20-25 persen dari Rp3,7 triliun itu biasanya untuk upah karyawan. Kemudian, pajak hotel dan restoran itu mencapai Rp300 miliar," kata Gusri.

3. Banyak pekerja mulai dirumahkan

Pandemi COVID-19, Pengusaha Hotel dan Restoran di Tangerang MerugiSebuah hotel tutup sementara akibat wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dampak dari kondisi tersebut, lanjut Gusri, sejumlah pekerja mulai dirumahkan. "Seperti ada tenaga lepas, tenaga tetap itu mulai koki juru masak. Itu sekitar 20 sampai 40 persen pekerja.  Dan mereka dirumahkan secara bergilir," kata Gusri.
 
Tak hanya itu, Gusri menyebut ada beberapa rumah makan di Tangsel sudah mulai collapse (jatuh). Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tangsel.

"Kemarin ada kebijakan Wali Kota, untuk mempercepat pembayaran bagi OPD (organisasi perangkat daerah) yang melaksanakan kegiatan di hotel-hotel dan restoran. Nah itu, kebijakan bagus dari wali kota. Itu bagus bisa menambah cash flow hotel dan restoran," katanya.

Baca Juga: Hotel di Tangerang Nyalakan Lampu "Love" untuk Dukung Tenaga Medis

4. PHRI di Kota Tangerang pun merasakan hal yang sama

Pandemi COVID-19, Pengusaha Hotel dan Restoran di Tangerang MerugiDOK AP II

Sementara itu, Ketua PHRI Kota Tangerang Oman Djumansyah mengatakan hunian hotel di Kota Tangerang turun mencapai 50 persen.

"Cukup memukul untuk restoran dan hotel di Kota Tangerang, terutama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta. Okupansinya hingga 40-50 persen," ujarnya.

Menurutnya, penurunan hunian di Kota Tangerang terjadi sejak Februari 2020. Oman mengaku Desember 2019-Januari 2020 juga telah terjadi penurunan, tetapi belum signifikan.

Oman berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memberikan pemotongan pajak hotel dan restoran. Selain itu, ia menambahkan agar pihak Pemkot Tangerang bersedia memberikan stimulus kepada pihak hotel agar bisa bertahan.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya