Lawan Krisis Ekonomi, Gubernur Banten Gaungkan Swasembada Pangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut pihaknya sedang berupaya memperkuat ketahanan pangan Provinsi Banten untuk mengantisipasi krisis ekonomi akibat dampak wabah COVID-19.
"Dampak dari COVID-19 ini harus kita respons. Kita antisipasi," kata Wahidin melalui keterangan tertulis pada Senin, 6 Juli 2020.
Baca Juga: New Normal, Petani Baduy Mulai Garap Ladang
1. Wahidin ajak masyarakat deklarasi bersama tingkatkan pertanian
Wahidin mengajak semua pihak untuk deklarasi meningkatkan produksi pertanian dan pemasaran sebagai gerakan bersama. Selain itu, dia mengerahkan semua potensi yang dimiliki dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat Banten.
"Ada potensi yang begitu besar di Banten ini. Bisa kita kembangkan, orang kampung insya Allah tidak akan terpukul karena mereka punya beras dan bahan pokok lainnya," kata Wahidin.
Baca Juga: Pandemik Mulai Berdampak ke Pertanian, NTP Petani Banten Merosot Tajam
2. Wahidin: lawan krisis dengan swasembada pangan
Wahidin mengklaim, para pakar dan ekonom sepakat untuk mengantisipasi krisis dengan swasembada pangan. Untuk itu dia mendorong Banten sebagai daerah pertanian di samping sebagai daerah industri bisa melakukan swasembada pangan, minimal ketahanan pangan per kepala keluarga.
"Saya cukup optimis. Semua daerah memproduksi beras. Cuma masalah didistribusi," ungkap Wahidin.
3. Wahidin: kita harus mencontoh warga adat Citorek
Wahidin menyebut, semenjak dilantik menjadi Gubernur Banten, dia menaruh perhatian menjadikan Banten menjadi daerah yang memproduksi dan menyuplai kebutuhan pangan.
"Kita akan sentuh kembali produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Pembenahan hulu hingga hilir, meningkatkan produksi di hulu dan pembenahan distribusi di hilir," ungkapnya.
Wahidin menyebut kearifan lokal masyarakat Citorek, Kabupaten Lebak dalam mengelola hasil panen untuk ketahanan pangan masyarakatnya harus menjadi contoh. Dia mengungkap, masyarakat Citorek panen padinya setahun sekali, namun hasi panen itu sangat mencukupi kebutuhan mereka dalam setahun bahkan lebih.
Baca Juga: Suku Baduy Tolak Bantuan Sosial COVID-19 dari Pemerintah