Gunung Krakatau Waspada, Wisatawan Diminta Tak Dekati Radius 2 Km

- Aktivitas visual dan kegempaan masih dalam batas wajar, dengan asap kawah berwarna putih naik setinggi 5 meter dari puncak kawah.
- Dari level kegempaan masih level waspada, dengan tercatat gempa low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, dan tremor menerus.
- Masyarakat diminta jaga jarak 2 km dari Gunung Anak Krakatau untuk menghindari aktivitas manusia yang terlalu dekat dengan kawasan berbahaya.
Serang, IDN Times – Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda masih berada pada Level II atau Waspada per Rabu (10/12/2025). Petugas Pos Pengamatan GAK di Pasauran, Kabupaten Serang, Deny Mardiono memastikan aktivitas vulkanik saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.
“Yang dikhawatirkan itu kalau masyarakat atau wisatawan mendekat atau mendarat di GAK,” kata Deny pada Rabu (10/12/2025).
1. Aktivitas visual dan kegempaan masih dalam batas wajar

Berdasarkan hasil pengamatan selama 24 jam pada Selasa (9/12/2025), kondisi cuaca di kawasan Gunung Anak Krakatau terpantau berawan hingga mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur, dengan suhu udara berkisar 22,2–27,5 derajat Celsius serta kelembaban 79–99 persen. Secara visual, gunung tampak jelas hingga kabut tipis.
"Asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis naik setinggi sekitar 5 meter dari puncak kawah, menandakan aktivitas permukaan yang relatif stabil," katanya.
2. Dari level kegempaan, status GAK masih level waspada

Dari sisi kegempaan, tercatat, gempa low frequency: 1 kali (amplitudo 13 mm, durasi 5 detik), gempa vulkanik dangkal: 1 kali (amplitudo 13 mm, durasi 10 detik), gempa vulkanik dalam: 1 kali (amplitudo 50 mm, S–P 1,5 detik, durasi 15 detik) dan tremor menerus dengan amplitudo 1–8 mm, dominan 2 mm," katanya.
"Aktivitas tersebut masih sesuai karakteristik GAK pada level waspada," katanya.
3. Masyarakat diminta jaga jarak 2 km

Meski aktivitas terpantau normal dalam level waspada, Deny menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dan wisatawan. Ia meminta tidak ada aktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Ia menegaskan bahwa ancaman terbesar berasal dari aktivitas manusia yang terlalu dekat dengan kawasan berbahaya.
“Rekomendasinya, masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak mendekati atau beraktivitas di radius 2 kilometer (km) dari kawah aktif,” kata Deny.
Untuk diketahui, Gunung Anak Krakatau dikenal sebagai gunung berapi aktif yang fluktuasi aktivitasnya dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta untuk selalu merujuk informasi resmi dari PVMBG.


















