DPRD Banten Soroti Rekrutmen Pegawai RSUD Cilograng dan Labuan

- Musa Weliansyah menyoroti proses seleksi pegawai di RSUD Cilograng terkait nilai kembar dua peserta bidan terampil.
- Belum ada penjelasan resmi dari panitia seleksi terkait mekanisme penentuan kelulusan apabila peserta memperoleh nilai yang sama.
- Tidak adanya aturan tertulis dalam dokumen resmi rekrutmen membuka celah terhadap spekulasi dan potensi kecurigaan.
Serang, IDN Times – Anggota DPRD Provinsi Banten Fraksi PPP-PSI, Musa Weliansyah menyoroti proses seleksi pegawai di RSUD Cilograng. Dia mempertanyakan profesionalisme dan transparansi panitia seleksi setelah ditemukannya dua peserta dengan skor akhir yang identik dalam formasi bidan terampil.
Dua peserta yang dimaksud adalah YA dan SA, yang masing-masing meraih nilai awal 288 dan akhir 463 identik sama, namun yang lolos adalah YA.
Musa mengatakan, sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari panitia seleksi terkait mekanisme penentuan kelulusan apabila peserta memperoleh nilai yang sama.
"Panitia seleksi seharusnya menjelaskan secara tegas dan transparan dalam surat edaran resmi bagaimana penentuan kelulusan dilakukan jika ada nilai yang sama. Ini menyangkut keadilan bagi peserta dan kepercayaan publik terhadap proses seleksi," kata Musa, Kamis (1/5/2025).
1. Tidak ada aturan resmi rekrutmen terkait kondisi nilai kembar

Menurut Musa, tidak adanya aturan tertulis dalam dokumen resmi rekrutmen terkait kondisi nilai kembar membuka celah terhadap spekulasi dan potensi kecurigaan atau penilaian yang subyektif.
Ia menegaskan, bahwa Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten dan BKN sebagai lembaga pelayanan publik yang dipercaya untuk melakukan seleksi calon pegawai BLUD RSUD Cilograng dan Labuan harus menjadi contoh dalam pelaksanaan sistem yang profesional dan akuntabel.
"Negara sedang berupaya memperkuat sistem pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Proses rekrutmen seperti ini seharusnya mencerminkan semangat tersebut, bukan malah menimbulkan pertanyaan di publik," kata dia.
2. Musa meminta tanggapan panitia seleksi terkait kasus ini
Musa mengungkapkan, bahwa dia telah mencoba menghubungi ketua panitia seleksi melalui pesan WhatsApp untuk meminta klarifikasi.
"Namun belum ada tanggapan yang diberikan," ungkapnya.