Jolly Roger Simbol Kebebasan Baik dan Buruk, Tergantung Pemaknaan

- Pemaknaan Jolly Roger sebagai simbol kebebasan dan kebersamaan dalam komunitas One Piece.
- Ivan prihatin terhadap pelarangan bendera bergambar anime dan menilai aparat seharusnya lebih persuasif.
- Kemerdekaan berekspresi di Indonesia terasa sempit ketika bendera kartun dipermasalahkan, menurut Ivan.
Tangerang, IDN Times – Founder Komunitas One Peace Indonesia, Ivan Tio Sadewo, buka suara soal makna Jolly Roger atau bendera bajak laut yang sering muncul di anime One Piece. Menurutnya, simbol ini bukan sekadar lambang di dunia fiksi, tapi juga cerminan kebebasan dalam berekspresi di kehidupan nyata.
“Arti Jolly Roger bagi saya pribadi dalam konteks dunia One Piece adalah bentuk kebebasan dalam mengekspresikan diri. Simbol ini bisa dimaknai sebagai hal baik maupun hal jahat, tergantung bagaimana orang memaknainya,” ujar Ivan kepada IDN Times, Minggu (17/8/2025).
1. Begini pemaknaan Jolly Roger

Ivan menjelaskan, dalam dunia nyata, Jolly Roger sering diartikan sebagai bentuk kesukaan seseorang terhadap karakter atau kelompok tertentu dalam komik One Piece. Lebih jauh, di kalangan komunitas, bendera ini juga punya arti kebersamaan.
“Siapa pun yang mengibarkan Jolly Roger berarti dia bagian dari nakama, sahabat yang sama-sama penikmat One Piece,” jelasnya.
Ia juga menyinggung tokoh dr Hiluluk dalam One Piece yang mendefinisikan Jolly Roger sebagai simbol kebebasan. Hal itu sejalan dengan pandangan tokoh utama, Monkey D Luffy.
“Luffy tahu manusia berhak hidup bebas, tapi kebebasan itu juga dibatasi oleh kebebasan orang lain. Jadi, kebebasan adalah ruang untuk bertindak dan berpikir, tapi tetap saling menghormati,” tambah Ivan.
2. Soal pelarangan Jolly Roger, Ivan ngaku prihatin

Menanggapi fenomena intimidasi terhadap masyarakat yang mengibarkan bendera bergambar anime seperti Jolly Roger atau Sayap Kebebasan dari Attack on Titan, Ivan mengaku prihatin. Ia menilai semestinya aparat bisa lebih persuasif.
“Seharusnya ada diskusi dulu. Misalnya, boleh mengibarkan bendera kartun, tapi harus ada bendera Merah Putih yang dipasang paling atas dan paling besar. Jadi ada komunikasi yang baik, bukan intimidasi apalagi kekerasan,” tegasnya.
3. Kemerdekaan terasa sempit kala bendera kartun saja dipersoalkan

Bagi Ivan, kebebasan berekspresi di Indonesia makin terasa sempit ketika hal-hal sederhana seperti bendera kartun saja dipermasalahkan.
“Bendera partai oke, bendera ormas oke, tapi bendera kartun tidak boleh. Itu sangat menggelitik,” katanya.