TNUK Bakal Translokasi Sepasang Badak Jawa Mustofa dan Desi ke JRSCA

Pandeglang, IDN Times - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) akan memindahkan sepasang Badak Jawa dari Semenanjung Ujung Kulon ke kawasan konservasi khusus di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang berlokasi di Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Sepasang Badak Jawa yang akan dilakukan proyek konservasi itu bernama Musofa (jantan) dan Desi Ratnasari (betina).
"Keduanya memiliki kondisi genetika terbaik di antara 87 Badak Jawa yang tersisa di Ujung Kulon dan 22 Badak Jawa yang Mandul," kata Kepala Balai Besar TNUK, Ardi Andono, melalui siaran pers, Sabtu (14/6/2025).
1. Proyek kembang biak terencana Badak Jawa dilakukan di lahan 40 hektare

Keduanya akan ditempatkan di dalam pedok atau kandang seluas 40 hektare untuk proses breeding atau pengembangbiakan yang terencana untuk mengantisipasi kepunahan endemik yang dilindungi tersebut.
“Kalau kita tidak melakukan upaya konservasi seperti ini, dengan kualitas DNA yang terus menurun, para ahli memprediksi populasi Badak Jawa bisa punah dalam waktu 40 tahun ke depan,” katanya.
2. Pemprov Banten siap dukung program konservasi Badak Jawa

Dalam program konservasi dan pengembangbiakan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan RI akan menggandeng sejumlah pihak, terutama Pemerintah Provinsi Banten.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Banten, Andra Soni, mengaku siap berkomitmen mendukung program konservasi badak jawa tersebut.
"Pelestarian alam, termasuk perlindungan satwa endemik seperti Badak Jawa, adalah komitmen bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat,” kata Andra.
3. Andra sebut kawasan Ujung Kulon bisa jadi wisata konservasi

Andra juga melihat potensi ekonomi dari pelestarian ini. Menurutnya, dengan meningkatnya perhatian nasional dan internasional terhadap Badak Jawa, kawasan Ujung Kulon berpeluang menjadi destinasi wisata konservasi yang membanggakan.
“Ini bukan hanya soal pelestarian, tapi juga peluang. Wisata berbasis konservasi bisa membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal,” katanya.