Hotel di Pandeglang Akan Disulap Jadi Tempat Isolasi Mandiri 

Untuk antisipasi kerugian di sektor perhoten

Pandeglang, IDN Times -  Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Asmani Raneyanti meminta pengelola perhotelan dan tempat penginapan di pantai agar menyediakan ruang isolasi mandiri bagi tamu yang ingin menginap. Hal ini bisa menjadi salah satu cara mengantisipasi dampak pandemik COVID-19 di sektor pariwisata.

"Kita sudah rapat dengan pelaku usaha. Ada tindak lanjut mereka nanti hotel dan pantai, mereka sebagai penampung yang isolasi (mandiri)," kata Asmani saat dikonfirmasi, Rabu (29/4).

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

1. Perhotelan diminta tetap menjalankan protokoler kesehatan

Hotel di Pandeglang Akan Disulap Jadi Tempat Isolasi Mandiri Dok. Humas Jabar

Meski demikian, ia sudah mengingatkan agar para pemilik hotel agar membatasi tamu. Mereka hanya boleh beraktivitas di dalam kamar dengan memanfaatkan layanan serta meniadakan aktivitas keluar kamar. Selain itu, pemilik hotel juga dia minta menutup fasilitas layanan yang dapat menciptakan kerumunan orang dalam area hotel.

"Mereka yang menyediakan ruang isolasi harus melakukan protokoler kesehatan pariwisataan. Satu ruangan satu orang," katanya.

2. Karantina mandiri bagi pemudik dan ODP

Hotel di Pandeglang Akan Disulap Jadi Tempat Isolasi Mandiri IDN Times/M Faiz Syafar

Karantina di perhotelan itu diproyeksikan untuk para pemudik yang baru pulang dari tempat perantauan dan ingin mengisolasi diri secara mandiri. Untuk diketahui, bagi seluruh pemudik di Kabupaten Pandeglang masuk dalam data orang dalam pemantauan (ODP).

"Sebelum masuk hotel mereka akan diperiksa terlebih dahulu oleh tim medis puskesmas setempat," katanya.

Baca Juga: Cerita Pengelola Wisata Pantai Terdampak COVID-19, Belum Dapat Bantuan

3. Warga terdampak penutupan objek wisata akan dapat bantuan

Hotel di Pandeglang Akan Disulap Jadi Tempat Isolasi Mandiri Ilustrasi: IDN Times/rumah zakat

Selain itu, Asmani mengaku telah mengusulkan kepada Dinas Sosial Provinsi Banten agar memberi bantuan kepada masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata, seperti pedagang asongan hingga tukang sewa ban untuk mendapat bantuan sosial. Sejak pariwisata ditutup masyarakat sekitar di objek pariwisata turut terdampak.

"Hasil pendataan jumlahnya 726 orang.  Bantuan bisa dalam bentuk tunai," jelasnya. 

Mengenai mekanisme penyaluran, kata dia, bisa jua melalui Dinas Pariwisata. "Jadi kita usulkan ternyata bisa tapi dibentuk TKS (tenaga kerja sukarela)," katanya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya