Anies Sebut Investasi Tinggi Tapi Tak Berikan Lapangan Kerja

Anies ingin lapangan kerja juga meningkat

Tangerang, IDN Times - Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan mengatakan, investasi yang disebut-sebut meningkat saat ini merupakan investasi yang padat modal, bukan padat karya. Sehingga meningkatnya investasi tak memberikan lapangan kerja ke masyarakat.

"Sehingga meningkatnya investasi tak berbanding lurus dengan tersedianya lapangan kerja, karena investasi tinggi tapi di sektor yang bukan padat karya," ujar Anies saat kampanye di GOR Gondrong, Kota Tangerang, Sabtu (2/12/2023).

1. Anies ingin perubahan pada sektor investasi agar tercipta lapangan kerja

Anies Sebut Investasi Tinggi Tapi Tak Berikan Lapangan KerjaIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Anies pun mengungkapkan, pihaknya ingin melakukan perubahan pada sektor investasi yang juga akan meningkatkan lapangan kerja untuk masyarakat. Sehingga peningkatan investasi dapat juga dirasakan oleh masyarakat.

"Makanya kita ingin dorong investasi ada di sektor yang padat karya seperti manufaktur, pertanian sehingga bisa juga meningkatkan lapangan kerja," ungkapnya.

2. Anies juga ingin KPK kembali independen

Anies Sebut Investasi Tinggi Tapi Tak Berikan Lapangan KerjaIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Selain investasi, Anies juga menyinggung soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disebutnya sudah tidak independen. Pihaknya ingin menjadikan KPK kembali independen jika terpilih sebagai Presiden 2024-2029.

"Kita kembalikan KPK menjadi sebuah badan pemberantasan korupsi yang independen yang punya kekuatan untuk berantas korupsi," jelasnya.

3. Anies pun meminta simpatisannya untuk semangat mengajak masyarakat lain memilih AMIN

Anies Sebut Investasi Tinggi Tapi Tak Berikan Lapangan KerjaIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Agar hal tersebut tercapai, kata Anies, dirinya ingin masyarakat Kota Tangerang untuk memilih pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin (AMIN) untuk bisa terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.

"Makanya bapak-ibu harus bangga telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia, ketika ada persimpangan antara perubahan atau sekadar melanjutkan, bapak-ibu memperjuangkan perubahan," tuturnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya