Mengenal Peh Cun Tradisi Tahunan Kota Tangerang, Zaman Orba Dilarang

Tradisi ini kini milik warga Kota Tangerang sepenuhnya

Tangerang, IDN Times - Sejarah masyarakat Kota Tangerang erat kaitannya dari sejarah dan kebudayaan Tionghoa yang kental. Banyaknya warga keturunan yang bermukim di wilayah barat ibu kota itu bahkan memberi identitas baru bagi warga keturunan tersebut dengan nama Cina Benteng.

Kata Cina sendiri secara jelas merupakan asal muasal etnis itu. Sedangkan kata Benteng erat kaitannya dengan peninggalan masa kolonialisme di Kota Tangerang yang dulunya dikenal sebagai Benteng batas peperangan dengan kesultanan Banten.

Lekatnya warga Cina Benteng melahirkan budaya yang sudah terasimilasi dan termodifikasi dengan menyesuaikan kultur asli lokal. Salah satu yang paling kentara yakni, Festival Cisadane. Itu salah satu rangkaian kegiatan perayaan Peh Cun dari orang-orang Tionghoa yang banyak bermukim di wilayah Tangerang, khususnya di sepanjang bantaran sungai Cisadane.

Kata “peh cun” sendiri merupakan dialek Amoi (Minan) yang berarti “(men)dayung perahu ba chuan” dalam bahasa mandarin hari raya ini disebut Duanwujie. Tak heran jika perlombaan dayung perahu naga menjadi ritual rutin dalam Festival Cisadane.

Baca Juga: Soal Lockdown Akhir Pekan, Begini Kata Wali Kota Tangerang

1. Festival sempat hilang saat masa orde baru

Mengenal Peh Cun Tradisi Tahunan Kota Tangerang, Zaman Orba DilarangIDN Times/Muhamad Iqbal

Fendi Frengklin, akademisi dan peneliti budaya Tionghoa asal Tangerang menyebut, di Tangerang perayaan Peh Cun sudah dilakukan sejak 1910. Namun, ketika Orde Baru berkuasa festival berhenti karena larangan pemerintahan saat itu yang mengkaitkan warga etnis Tionghoa dierat kaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Festival ini lenyap di zaman Orde Baru. Tak hanya itu kami juga banyak yang meninggalkan nama asli kami dengan alasan asimilasi, padahal sejak tahun 1910 Festival Peh Cun adalah salah satu pertunjukan unjuk gigi perahu naga yang ditunggu warga," kata Fendi yang juga seorang etnis Tionghoa Tangerang atau biasa disebut Cina Benteng, kepada IDN Times, Minggu (7/2/2021).

2. Festival kembali dilakukan era reformasi

Mengenal Peh Cun Tradisi Tahunan Kota Tangerang, Zaman Orba DilarangIDN Times/Muhamad Iqbal

Fendi melanjutkan,  era reformasi membuat festival ini kemudian bisa diselenggarakan kembali hingga sekarang.

"Festival Peh Cun akhirnya menjadi tradisi yang menyatukan warga Kota Tangerang," kata dia.

3. Tradisi ini kini milik warga Kota Tangerang secara utuh

Mengenal Peh Cun Tradisi Tahunan Kota Tangerang, Zaman Orba DilarangIDN Times/Muhamad Iqbal

Kini, tradisi tersebut tak lagi milik orang Cina Benteng semata. Tradisi tersebut sudah menjadi milik warga Kota Tangerang yang kini beranjak menjadi kota urban.

Jika diperhatikan, Festival Cisadane kini menjadi hajatan bersama segala kalangan, suku dan ras.

Sayangnya, festival yang biasa dilakukan pada akhir bulan Juli hingga pertengahan Agustus ini urung dilakukan 2020 dan kemungkinan hingga tahun ini dikarenakan pandemik COVID-19.

Baca Juga: Operasi Check Point di Tangerang, 32 Pelanggar Prokes Diamankan

Topik:

  • Martin Tobing
  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya