Pemulihan Infrastruktur Setelah Tsunami Banten Tunggu Bantuan Pusat

BNPB masih prioritaskan permukiman

Pandeglang, IDN Times - Pemulihan infrastruktur setelah bencana tsunami di Anyer hingga Carita, Pandeglang yang terjadi akhir 2018 lalu hingga kini belum selesai jua. Infrastruktur berbentuk jalan dan jembatan yang rusak itu hingga kini masih menunggu bantuan pemerintah pusat untuk mulai diperbaiki.

Kepala Seksi Rehabilitasi Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang Lilis Sulistiati mengatakan, total kerugian infrastruktur akibat tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau mencapai Rp26 miliar. Dampak kerugian itu sudah diusulkan ke pemerintah pusat.

"Bantuan rekonstruksi pascabencana tsunami untuk infrastruktur baru tahun ini kita ajukan ke Kementerian PUPR dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Lilis, pada Jumat, 4 Juli 2020.  

Baca Juga: Cerita dari Carita, Satu Tahun Usai Silent Tsunami di Banten

1. BNPB prioritaskan bangunan permukiman

Pemulihan Infrastruktur Setelah Tsunami Banten Tunggu Bantuan PusatIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Menurutnya, dampak kerugian dan kerusakan di sektor infrastruktur masih kecil, dan yang besar adalah permukiman. Saat ini, BNPB baru memprioritaskan untuk pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi korban tsunami. 

"Kita dan BNPB kan fokus dulu ke hunian. Sekarang kan hunian ini mulai proses pembangunan," jelasnya. 

2. Wilayah terparah adalah Kecamatan Sumur, Pandeglang

Pemulihan Infrastruktur Setelah Tsunami Banten Tunggu Bantuan PusatIDN Times/ Helmi Shemi

Lilis mengatakan, infrastruktur yang rusak akibat diterjang bencana tsunami paling parah terjadi di Kecamatan Sumur. Beberapa jalan dan jembatan mengalami rusak ringan hingga berat. Sehingga membutuhkan penanganan khusus dari pemerintah pusat. 

"Selain di Sumur, ada juga di Panimbang, Labuan sama Carita," ujarnya. Camat Sumur Heru membenarkan, bencana tsunami tidak hanya menghancurkan rumah warga. Namun ada beberapa jalan dan jembatan yang rusak.

3. Pada 22 Desember 2018 lalu silent tsunami Banten terjadi

Pemulihan Infrastruktur Setelah Tsunami Banten Tunggu Bantuan PusatIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Jalan dan jembatan yang rusak ini, lanjutnya, baru diperbaiki secara sementara. "Tapi harusnya permanen biar tidak rusak lagi. Informasinya sudah diusulkan ke pusat," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Sabtu 22 Desember 2018, bencana tsunami menerjang sebagian Provinsi Banten dan Lampung Selatan. Tanpa gempa, gelombang air laut itu menyapu pemukiman warga Banten dan Lampung dan penginapan-penginapan yang penuh karena saat musim libur akhir tahun.

Belakangan diketahui, bencana yang merenggut 437 jiwa, 150 lebih hilang, dan 14.059 orang luka-luka ini disebabkan oleh Gunung Anak Krakatau yang sedang erupsi dan mengakibatkan longsor bawah laut.

Baca Juga: Satu Tahun Tsunami Banten, Okupansi Hotel Baru 20 Persen

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya