Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Perbedaan Parenting Orangtua Zaman Dulu vs Now, Relate?

Ilustrasi parenting generasi milenial (pexels.com/Elina Fairytale)
Intinya sih...
  • Orangtua zaman dulu fokus pada interaksi sosial dan pembelajaran langsung, tanpa pengaruh teknologi yang rumit.
  • Orangtua generasi milenial lebih fleksibel, menggunakan pendekatan positif dan komunikasi terbuka dalam mendidik anak.
  • Perbedaan pola asuh juga terlihat dari keterlibatan orangtua dalam kehidupan sosial anak serta pemahaman tentang kesehatan mental.

Pernah lihat pola asuh orangtua zaman dulu? Kira-kira sama atau sesuai gak dengan kondisi sekarang?

Sebagian dari kamu mejawab, beda. Tapi, mungkin juga ada yang menjawab sama. Cara orangtua mendidik anak memang terbilang unik dan bisa berbeda di setiap rumah. Meski demikian, ada beberapa perbedaan pola didik orangtua zaman dulu dengan generasi sekarang yang bisa kamu temui. 

Perbedaan itu terutama generasi baby boomers dan generasi millenials. Sebenarnya kedua generasi ini punya tujuan yang sama, mereka ingin membesarkan anak agar lebih yang baik dan mandiri, tapi pendekatan nya sering berbeda. Bahas yuk, apa saja perbedaan dari kedua generasi ini?

1. Pendekatan dari sisi teknologi

Ilustrasi dekat dengan teknologi (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pada zaman dulu, orangtua gak menghadapi tantangan teknologi yang rumit seperti sekarang. Anak zaman dulu lebih suka main di luar bareng teman-temannya dan interaksi melalui permainan fisik. Sehingga, orangtua zaman dulu lebih fokus dengan pembelajaran langsung dan interaksi sosial di dunia nyata.

Nah, sementara orangtua generasi milenial itu hidup berdekatan dengan teknologi. Sehingga, bisa mempengaruhi cara orangtua generasi ini dalam mengasuh anak. Meski sebenarnya orangtua generasi milenial sadar dengan bahaya screen time yang berlebihan. 

2. Pendekatan terhadap kedisiplinan

Ilustrasi mendisiplinkan anak (pexels.com/August de Richelieu)

Orangtua zaman dulu lebih tegas dalam hal disiplin. Hukuman fisik, seperti memukul atau mencubit adalah cara yang lumrah untuk mendidik anak.

Orang pada zaman ini juga sering mengajarkan nilai-nilai melalui contoh dan peringatan yang lebih keras. Meski demikian, orangtua millenial relatif tidak menggunakan kekerasan fisik, melainkan lebih mengedepankan pendekatan dengan cara yang positif dan komunikasi terbuka. Mereka lebih suka bicara dan menjelaskan alasan dari aturan yang dibuat serta belajar memahami perspektif anak.

Hukuman fisik seharusnya jarang digunakan dan lebih mengutamakan teknik disiplin yang gak melibatkan kekerasan.

3. Pendekatan dari segi pendidikan

Ilustrasi belajar online (pexels.com/Julia M Cameron)

Mereka menekankan tentang pentingnya disiplin akademik dan fokus dengan nilai-nilai sekolah dan kewajiban belajar yang ketat. Anak harus mematuhi aturan sekolah tanpa ada perdebatan. Mereka lebih sering belajar secara formal dengan guru di sekolah. Tak jarang, orangtua baby boomers juga menentukan jurusan anak-anak mereka saat kuliah. 

Orangtua zaman sekarang lebih fleksibel dan mendukung anaknya dengan cara yang lebih personal. Selain itu, adanya kemudahan teknologi memberikan banyak akses ke berbagai sumber belajar online yang membuat anak belajar dengan cara yang lebih interaktif dan mandiri.

4. Keterlibatan orangtua dalam kehidupan sosial anak

Ilustrasi membiarkan anak bermain bareng temannya (pexels.com/Ahmed akacha)

Orangtua baby boomers lebih jarang terlibat dengan kegiatan sosial anak nya di luar rumah. Anak biasa bermain dengan teman nya tanpa pengawasan dari orangtua. Waktu berkualitas bareng keluarga jadi terbatas dan anak sering diberi kebebasan mengeksplor dunia mereka sendiri.

Orangtua generasi sekarang justru sering terlibat dalam kehidupan sosial anaknya. Mereka yang akan mengatur playdate dan mengawasi pertemanan anak mereka. Selain itu, orangtua generasi milenial juga lebih peduli dengan kesehatan mental anak nya dengan berusaha membangun hubungan yang lebih dekat dan terbuka.

5. Pandangan tentang kesehatan mental dan emosional

Ilustrasi lebih dekat secara emosional (pexels.com/Arina Krasnikova)

Orangtua zaman dulu kurang paham tentang pentingnya kesehatan mental dan emosional anak. Masalah psikologi seperti kecemasan sering diabaikan atau dianggap sebagai sesuatu yang aneh. Orangtua pada masa itu lebih fokus dengan ketahanan fisik dan keteguhan moral dan berharap anak lebih kuat dan gak terlalu mengungkapkan perasaan nya.

Sementara itu, orangtua sekarang lebih sadar tentang pentingnya kesehatan mental anak-anak. Mereka lebih terbuka berbicara tentang perasaan, rasa cemas dan gak segan mencari bantuan ahli saat anak-anak mengalami kesulitan emosional.

Meski ada perbedaan yang mencolok antara cara orangtua zaman dulu dan generasi sekarang dalam mendidik anak, keduanya tetap punya tujuan yang sama. Masih ada gak ya generasi milenial yang punya pola asuh sama dengan orangtua kamu dulu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us