Meski Ada Lonjakan Kasus, Stok Oksigen di Serang Masih Aman

Serang, IDN Times - Oksigen menjadi barang langka dalam beberapa hari terakhir khususnya di kota-kota besar yang mengalami lonjakan kasus COVID-19. Hal ini menjadi krusial karena sebagian pasien bergejala sesak napas.
Untuk di Kota Serang, Banten perihal stok isi ulang dan tabung oksigen hingga saat ini relatif masih aman. Meski permintaan setiap hari bertambah namun persediaan oksigen masih aman.
"Isi ulang? masih ada untuk medis," kata Sabrawi, pemilik jasa sewa dan isi ulang oksigen saat dikonfirmasi, Senin (5/7/2021).
Baca Juga: Gubernur: Insentif Nakes Covid-19 RSUD Banten Cair Minggu Depan
1. Stok sewaan tabung oksigen masih tersedia
Meski di beberapa daerah tabung oksigen mulai langka, untuk di Kota Serang sendiri, lanjut Sabrawi, stok sewaan tabung gas masih tersedia dan bisa melayani permintaan konsumen.
"Untuk tabung oksigen sewaan juga ada mau ukuran besar maupun yang kecil," katanya.
Baca Juga: Kasus Baru Tembus 3.389, Gubernur: Alat Tes Swab di Banten Menipis
2. Persediaan oksigen di RS juga masih aman
Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD dr. Drajat Prawiranegara Serang, Khoirul Anam mengatakan, lonjakan kasus harian terkonfirmasi COVID-19 menyebabkan keterisian tempat tidur bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit juga telah terisi penuh. Meski begitu, stok oksigen di rumah sakit milik Pemkab Serang ini masih aman.
"Rumah sakit pakai oksigen cair, jadi aman gak pakai tabung," katanya.
3. Masyarakat terpaksa membeli oksigen sendiri
Namun, disampaikan Anam, keadaan saat ini sedang mengalami kepanikan karena sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 penuh dan mayoritas pasien bergejala sesak. Hal ini mendorong sebagian warga kemudian membeli tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan saat isolasi mandiri.
Dia mengatakan, pemberian oksigen dengan sendiri tidak terlalu sulit dan tidak ada ancaman serius ketika salah dalam pemberian oksigen.
"Itu kan ada ukuran takaran tekanannya kalau masih sesak tinggi naikan (ukuran). Secara umum efek sampingnya gak ada, kayak kita kena angin kenceng," katanya.
Baca Juga: Penyebab Insentif Nakes COVID-19 di Banten 9 Bulan Belum Terbayar