Perputaran Ekonomi MBG di Banten Mencapai Rp12 Triliun

- 118 SPPG sudah berjalan di Banten, menjangkau 3,6 juta penerima manfaat
- BGN memiliki lebih dari 500 kantor pelayanan di Indonesia, mengembangkan ekosistem ekonomi baru
- SPPG Tanjung Anom bekerja sama dengan peternak di sekitar Utara Kabupaten Tangerang untuk program MBG Preneur
Tangerang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Banten mencatat, perputaran ekonomi dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banten mencapai Rp12 triliun, yang berkontribusi besar terhadap penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.
Hal tersebut diungkapkan Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat, Komarudin saat meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) binaan Asosiasi Pengusaha Industri Mikro, Kecil, dan Menengah Nusantara (APIMSA) yang berlokasi di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (8/11/2025).
“Kami telah membentuk satuan tugas MBG di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta membangun pusat informasi MBG untuk memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan, termasuk ormas dan sekolah," kata Komarudin.
1. Dari target 1.300, sebanyak 118 SPPG sudah berjalan di Banten

Komarudin menuturkan, dari target 1.300 satuan layanan, saat ini sudah ada 118 unit yang beroperasi. Ratusan SPPG itu menjangkau sekitar 3,6 juta penerima manfaat, di mana 1,3 juta di antaranya telah merasakan langsung manfaat program MBG.
"Pemprov juga mendukung penyediaan lahan dan fasilitas di sekolah-sekolah untuk mendukung pelaksanaan program ini,” tambahnya.
2. BGN juga mengadakan program pengolahan minyak jelantah

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, dalam sambutannya menjelaskan bahwa lembaga MBG berdiri sejak 15 Agustus 2024 dan kini telah memiliki lebih dari 500 kantor pelayanan di seluruh Indonesia.
“Setiap kabupaten akan memiliki kantor pelayanan gizi. Saat ini kami telah menyiapkan 33 ribu kepala SPPG, 409 ahli gizi, dan 190 satuan pelayanan yang siap melayani masyarakat. Hingga saat ini, lebih dari 1,8 miliar porsi makan bergizi telah disalurkan,” ungkap Dadan.
Ia menambahkan bahwa program MBG juga mengembangkan ekosistem ekonomi baru, termasuk pemanfaatan minyak jelantah untuk dijual kembali sehingga menambah pendapatan masyarakat. Kata Dadan, program MBG bukan hanya tentang makan bergizi, tetapi juga tentang pertumbuhan ekonomi rakyat.
"Membangun SPPG merupakan investasi sosial dari masyarakat, bukan semata-mata bantuan pemerintah. Kami berterima kasih kepada seluruh mitra, terutama APIMSA, yang telah bersedia berkolaborasi dan mendukung pelaksanaan program ini,” kata dia.
3. SPPG Tanjung Anom bekerja sama dengan peternak di sekitar Utara Kabupaten Tangerang

Subadri, Ketua Panitia dan Ketua Yayasan Apisma Bhakti Bangsa menegaskan, program MBG penting dilakukan. Apalagi, di sekolah Yayasan Al-Furqon, sudah ada konsep MBG Preneur. "Dan kami berkomitmen menghadirkan MBG Preneur bersama APIMSA," jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa program tersebut akan menyentuh berbagai sektor, seperti peternakan sapi dan bebek, serta pengolahan pangan lokal seperti tahu dan tempe. "Kami semua harus bersama-sama mendukung program Presiden Prabowo, karena program MBG ini tidak hanya untuk pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga untuk menggerakkan roda perekonomian rakyat," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum APIMSA, Neng Eem menyampaikan, pihaknya ingin membangun perekonomian masyarakat melalui peningkatan SDM unggul lewat program makan bergizi. “Kami ingin memastikan ekonomi sirkular benar-benar terwujud melalui pelatihan kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Neng Eem.
Ia menegaskan bahwa APIMSA siap mengawal pelaksanaan program MBG di sisi pemberdayaan masyarakat dan ekonomi produktif. Pasalnya, dengan bantuan pemerintah, harus ada feedback yang nyata agar seluruh pihak dapat merasakan dampaknya.


















