Pintu Masuk SMAN 6 Tangsel Digembok Warga, Plt Kadindik: Sudah Selesai

Serang, IDN Times – Pelaksana Teknis (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadindikbud) Provinsi Banten, Lukman, angkat bicara soal penyegelan yang dilakukan warga terhadap SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan. Ia menyebut aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan warga atas hasil Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di wilayah Pamulang Permai, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Namun, Lukman mengklaim masalah tersebut sudah selesai dan portal jalan akses menuju yang sempat digembok warga sudah dibuka kembali.
“Sudah selesai, itu bentuk kekecewaan warga karena sekolah itu berada di ujung kampung. Di depannya ada portal, dan itu memang spontanitas warga saja,” kata Lukman, Rabu (9/7/2025).
1. Warga kecewa anak-anak mereka tak diterima di SMP maupun SMA

Menurutnya, warga yang melakukan penyegelan merasa kecewa karena anak-anak mereka tidak diterima di SMP maupun SMA negeri yang berada di lokasi tersebut. Untuk diketahui, di sekitar perumahan Pamulang Permai tiga sekolah yang dikelola Pemerintah Kota Tangsel dan Provinsi Banten antara lain SMP Negeri 4, SMP Negeri 17 serta SMA Negeri 6.
“Mereka kecewa karena tidak lolos masuk ke SMP dan juga tidak diterima di SMA. Akhirnya satu jalur ditutup, ya dipasang portal,” katanya.
2. Sembilan siswa tak tertampung di SMAN 6, sudah disalurkan ke swasta

Lukman mengatakan, sejauh ini sudah ada langkah tindak lanjut untuk menangani siswa-siswa tidak tertampung di SMA Negeri 6 Tangsel yang memicu kekecewaan dan kemarahan warga sekitar hingga berujung aksi penyegelan.
“Di SMA Negeri 6 itu ada sembilan siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. Mereka sudah kami salurkan ke sekolah swasta sesuai ketentuan. Insyaallah persoalan ini sudah bisa diselesaikan,” katanya.
3. Sosialisasi SPMB dinilai kurang maksimal

Lukman juga menyoroti lemahnya sosialisasi SPMB kepada warga di sekitar sekolah sebagai faktor pemicu terjadinya penyegelan. Ia menilai tidak semua warga mendapat informasi memadai terkait alur dan sistem penerimaan siswa baru.
“Banyak warga yang merasa tidak diundang sosialisasi, hanya sebagian kecil yang tahu. Informasi tidak tersampaikan secara menyeluruh, sehingga muncul asumsi dan kekecewaan. Ini akan menjadi catatan penting kami ke depan,” katanya.
Lukman memastikan Dindikbud Banten akan melakukan evaluasi secara menyeluruh, mulai dari internal dinas, Kantor Cabang Dinas (KCD), hingga pihak sekolah.
“Ke depan, komunikasi dan koordinasi dari kami ke sekolah, dari sekolah ke warga harus lebih baik lagi. Sosialisasi juga harus lebih masif, khususnya di wilayah sekitar sekolah,” katanya.