BHR Ojol, Driver di Tangsel: Mending Naikan Tarif Argo

- Gojek salurkan bonus hari raya (BHR) maksimal Rp900.000 untuk mitra pengemudi ojek online.
- Driver di Tangsel merasa mekanisme pemberian BHR tak jelas dan menimbulkan kecemburuan antar driver.
- Driver menginginkan kenaikan argo daripada program BHR untuk meningkatkan pendapatan mereka menjelang Lebaran.
Tangerang Selatan, IDN Times - PT GoTo Gojek Tokopedia (Gojek) sudah menyalurkan bonus hari raya (BHR) kepada mitra pengemudi. Dalam keterangan resminya, nominal yang diterima mitra pengemudi diklaim maksimal sebesar Rp900.000 untuk ojek online.
Pemberian dana ini merupakan ganti tunjangan hari raya (THR) yang biasa diberikan untuk pekerja formal. BHR merupakan kontribusi Gojek memberikan apresiasi bagi mitra pengemudi dalam merayakan Idul Fitri.
Lantas bagaimana tanggapan driver di Tangsel atas program ini?
1. Driver bingung dengan mekanisme perhitungannya

Hizmi, salah satu driver di Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku mendapat BHR sebesar Rp250 ribu. Meski mengaku senang, dia merasa kebijakan pemberian BHR yang digembar-gemborkan Presiden Prabowo Subianto ini tak jelas dan tak tepat dan malah menimbulkan kecemburuan antar driver.
"Yang saya bingung hitungannya, soalnya kan ada yang bilang 20 persen dari pendapatan, tapi sampe cair enggak jelas tuh mekanismenya, ini ada yang jarang narik malah dapet gede," kata Hizmi, Rabu (26/3/2025).
2. Lebih baik tingkatkan pendapatan driver

Hizmi mengatakan, ketimbang BHR, baiknya Gojek menaikan argo ke para driver sehingga menjelang Lebaran para driver mendapat penghasilan lebih.
"Kalau kata saya sih ya, mending naikan argo biar pendapatannya naik," kata dia.
3. Driver berharap pemerintah maupun perusahaan prioritaskan kenaikan pendapatan

Senada Hizmi, Fajar driver Gojek yang biasa mangkal di Stasiun Rawa Buntu mengaku hanya mendapatkan BHR sebesar Rp50 ribu. Dirinya pun tak ambil pusing dengan nominal yang ia terima itu.
"Ya saya ga ngarep juga ya, dari awal engga pernah dikasih tahu cara penilaiannya kan," kata dia.
Fajar berharap, baik pemerintah selaku regulator maupun Gojek sebagai operator lebih baik menaikan pendapatan driver ketimbang membuat program BHR.