Cegah Banjir Meluas, BNPB Bakal Modifikasi Cuaca di Banten

- Curah hujan di Provinsi Banten mencapai 300 mm pada 11-20 Maret, memicu potensi banjir, angin kencang, dan longsor.
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.
- Bantuan logistik disupplai kepada warga terdampak banjir di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, sementara ratusan personel BPBD siaga dengan peralatan kedaruratan bencana.
Serang, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memodifikasi cuaca. Hal itu bagian dari antisipasi dan penanganan bencana banjir di sejumlah titik di Tangerang Raya hingga Kabupaten Serang.
Selain itu, upaya itu bagian untuk menghadapi peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Yang mana, BMKG mengeluarkan peringatan dini akan adanya potensi cuaca ekstrem disejumlah wilayah, termasuk di Provinsi Banten.
"Berdasarkan prakiraan cuaca selama 10 hari ke depan itu, curah hujannnya akan mencapai 150 mm. Dan akan meningkat didasarian ke dua yaitu tanggal 11 Maret nanti hingga 300 mm," kata Kepala BPBD Banten Nana Suryana, Kamis (6/3/2025).
1. Pemprov Banten TMC digelar pada 11-20 Maret saja

Informasinya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan dilakukan oleh BNPB, tanggal 7- 8 Maret 2025 di Provinsi Banten. Koordinasi pun terus BPBD lakukan dalam menggunaan teknologi ini, sebab BPBD Banten sendiri mengajukan untuk dilakukan modifikasi cuaca dari tanggal 11 Maret.
"Yang perlu kami antisipasi itu dari tanggal 11 sampai 20 Maret, karena berdasarkan informasi curah hujan akan lebih tinggi pada dasarian ke dua (11-20 Maret) dibandingkan dasarian pertama (4-10 Maret)," katanya.
2. BPBD Banten mengaku sudah menyiapkan personel dengan peralatan lengkap

Kendati demikian, Nana mengaku sudah menyiagakan ratusan personelnya lengkap dengan peralatan kedaruratan bencana dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem nanti. Selain itu, koordinasi dengan BPBD di kabupaten dan kota pun terus ditingkatkan guna memitigasi risiko yang dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
"Pada prinsipnya personel, peralatan di kami di Banten sudah siap," katanya.
Sejauh ini, bencana banjir masih menggenangi sejumlah daerah di Banten seperti di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Bantuan logistik pun terus disupplai kepada warga terdampak banjir.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada akan adanya potensi bencana yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini. Selalu perhatikan kondisi alam, seperti prakiran cuaca sebelum beraktivitas," katanya.
3. BMKG mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem beberapa hari ke depan

Terpisah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi cuaca ekstrem yang dapat menerjang wilayah Provinsi Banten dalam beberapa hari ke depan.
Cuaca ekstrem itu dikhawatirkan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang hingga longsor. Bahkan, dampak cuaca ekstrem telah terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang dan Serang. Dua daerah itu terendam banjir akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir di wilayah hulu sungai.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan pihaknya memprediksi adanya potensi hujan dengan intensitas tinggi dalam periode 4 - 11 Maret 2025. Hal ini dipicu oleh gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin disejumlah wilayah khususnya bagian barat.
"Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem. curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem," katanya.
Di Provinsi Banten sendiri, BMKG melakukan analisis labilitas lokal dengan mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif. Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.
"Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan," katanya.